Jama'aaaaaah.
OOO jamaaaaa'ah.
Alhamdu? lillah!
Sudah lama sekali gue tidak meninggalkan jejak tulisan di tempat ini. Padahal, banyak sekali unek-unek yang ingin gue sampaikan mengenai berbagai isu terkini yang momentumnya udah terlewatkan. Polemik awkarin, yanglek, perseteruan Mario Teguh dan Kiswinar yang kini memasuki babak baru, Pilgub DKI, hingga gossip remeh temeh dari akun lambeturah. Karena nggak sempet meluangkan waktu untuk nulis panjang, alhasil topik-topik terbaru seperti tadi biasanya cuma gue komentarin melalui Twitter setiap harinya.
Iye, 2016 gue masih ngetwit.
Kenapa? Takjub?
Pertama, sesungguhnya Twitter masih menyenangkan karena kini udah nggak ada kamu lagi tempatnya lebih sepi dan golongan penggunanya udah mulai tersaring, sehingga yang tersisa di sana tinggal yang berusia lebih matang aja.
Dua, karena media sosial lainnya saat ini mulai terasa menyebalkan. Bukan, bukan. Bukan karena negara api menyerang. Media sosial lain menjadi menyebalkan karena terlalu banyak akun goblok dan pengikutnya yang senang sekali menebar kebencian dan berita bohong tanpa melakukan konfirmasi, lantas menyebarkannya hanya dengan iming-iming "katakan aamiin supaya bisa pergi haji” tanpa perlu nabung dan nunggu kuota, atau 1 like = 1 tiket masuk surga.
Pathetic, tapi itulah gambaran netizen Indonesia.
Bukti nyata bahwa memberantas kebodohan bangsa masih menjadi PR kita bersama.
Nggak, nggak. Meski sebel, gue nggak bakal bahas soal kehebohan masyarakat belakangan ini yang topiknya terlalu membosankan buat ditulis di blog nista ini. Gue lebih tertarik mengambil topik tentang apa-apa saja yang mengganjal di otak untuk diceritakan sekaligus berbagi cerita tentang apa yang sedang gue geluti saat ini.
Atlet Timezone, Dangdut, dan Current Issues
Diposkan oleh
rizkidwika
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
27/11/2016
di 17:17
Emansikomedi: Kekuatan Komika Hawa di Program SUCA2
Diposkan oleh
rizkidwika
Ada yang spesial dari ajang Grand Final Stand Up Comedy
Academy (SUCA) 2 yang ditayangin pada bulan Agustus kemarin. Coba, bayangin aja.
Dari tiga grand finalis yang berhasil mengalahkan puluhan komika lainnya di
season kedua, dua posisi grand finalis diisi sama kaum hawa, satu kursi lebih
banyak ketimbang tiga besar SUCA 1 di tahun sebelumnya.
Kedua grand finalis tersebut adalah Arafah dan Aci Resti.
JENGJENGJENGJENG!
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
Kedua grand finalis tersebut adalah Arafah dan Aci Resti.
JENGJENGJENGJENG!
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
Ada Apa dengan Bekasi?
Diposkan oleh
rizkidwika
Izinkan gue mengawali postingan perdana di tahun 2016
ini dengan tebak-tebak buah manggis.
Dari sedikit potongan jempol berikut, dapatkah kalian
menebak kira-kira lambang apakah ini?
RCTI oke? Anda Salah!
Apa? SCTV ngetop? Tetot! Belum benar!
Gimana, nyerah?
Oke, gue kasih tahu jawabannya. Tapi… janji. Jangan kaget
ya.
Official, btw.
Iya, ini adalah logo resmi.
Jadi, tepat sebulan
kemarin, Bekasi menginjak usia barunya yang ke-19 tahun. Setelah dua tahun yang
lalu Bekasi jadi bahan cela-celaan di media sosial, bukannya melakukan
pembenahan besar-besaran terhadap citra kotanya, Bekasi nampaknya malah asyik menikmati
suramnya gerhana abadi dengan mengeluarkan logo peringatan hari jadi yang
sangat sederhana itu —bahasa halusnya dari kata jelek, kalo sang owner nggak pengin logonya disebut gitu.
Gimana nggak. Di saat teknologi canggih udah mengambil
banyak porsi dalam kehidupan umat manusia, India dan NASA lagi memulai kerja
sama program manusia pertama yang menginjakkan kaki di Planet Mars, hingga pedagang
tahu bulat yang mars-nya kini menjamur ke seluruh pelosok negeri, alih-alih
merangkul komunitas desain, konsultan brand,
atau membuat sayembara logo yang lebih semarak dan representatif, pemkot kita memilih
menggunakan salah satu clip art dari
Windows 98. Luar biasa memalukannya.
Exit Tol Legendaris Bekasi Barat, pertemuan 4 mal, 2 hotel, dan 1 apartment di satu perempatan. Kadang, waktu tempuh Pancoran-Bekasi lebih cepat ketimbang harus antre keluar di tol ini. |
Sebagian orang mungkin bakal menganggap apalah arti sebuah lambang. Tapi menurut gue, keindahan desain mahakarya logo HUT Kota Bekasi ke-19 ini harusnya jadi semacam cambuk buat kita untuk melakukan tepok jidat secara berjamaah supaya sadar kalo kota sedang mengalami masa kedaluarsa--mengutip perkataan dari Dian Sastrowardoyo: Basi!
Bekasi hari ini sudah out of date,
ketinggalan jauh buat ukuran kota di zamannya.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
10/04/2016
di 13:17
Subscribe to:
Posts (Atom)