Satu.
Udah hampir sebulan gue menjalani kehidupan baru sebagai anak kelas tiga SMA. Selama sebulan, dari Senin hingga Sabtu, kami anak-anak (yang konon katanya) jurusan IPA dicekokin soal dan rumus-rumus sampai mabok. Bangun pagi, berangkat pagi, disuapin rumus di sekolah sampe sore, bimbel ampe malem, dan tidur. Rutinitas yang sangaaat membosankan. Tapi……. semenjak gue menemukan mereka-mereka di sebuah rak di minimarket, mereka telah mengubah hidup gue secara keseluruhan.
Mereka? Siapa mereka? Nggak mungkin kan gue tiba-tiba nemuin cewek cantik nyempil-nyempil di etalase alfamart?Bukan. Mereka bukanlah cewek (bahkan gue nggak tahu jenis kelamin pastinya). Mereka adalah, kuekeju *merk disamarkan* dan… wafel krancoks (edit:crunchox, sorry inggris gue British).
Pertama kali gue nyobain jajanan itu, yang pertama gue takutin adalah berat badan. Gue yang beratnya (terakhir nimbang) 68 kg dan tingginya cuma 165 cm ini berpikir, apa jadinya keju ditambah coklat? Pasti sebagian orang akan menjawab sama dengan GENDUT. Tapi, dengan eksperimen berdasarkan metode ilmiah yang gue lakukan, KEJU ditambah COKLAT sama dengan ENAK! ENAK KUADRAT!
Ternyata, nggak cuma gue doang yang lagi kena demam krancoks. Hampir semua temen-temen gue di sekolah lagi keranjingan krancoks.
Kemarin abis shalat Jum’at, gue bareng salah satu temen gue cabut ke Alfamart, mau beli krancoks yang banyak banget soalnya stok di kantin abis. Lapeeeer! Di Alfa, gue nyari krancoks kecil yang satu pak isi berapa biji gitu, eh nggak ada. Gue malah nemuin penampakan krancoks jenis baru. Krancoks panjang dan krancoks keju (mungkin namanya bakal jadi krancheese kali ya?). Yasudahlah, yang penting krancoks. Gue beli lima sekaligus. Pas balik ke sekolah, temen-temen pada nyamperin gue.
‘Dwika, lo dari Alfa? beli apaan?’
‘Beli Crunchox’
‘Bagi dong..’
‘Enak ajaaa, gue laper tau belom makan.’
‘Bagi nggak?!’
‘KYAAAAAAAAAAAAA!’ gue langsung lari kaya ayam tetelo mau diperkosa. Dan begonya, temen-temen gue ikutan ngejar. Kita semua udah kaya keong-keong racun autis yang lari-lari di koridor sekolah dan ditonton di Youtube.
Gue lari ke arah yang salah. Sial, jalan buntu! Mereka langsung nyengir-nyengir.
‘Oke-oke, lo dapetin krancoks gue. Tapi, gue minta foto kalian yaaah!’
Dan inilah sejuta ekspresi mereka dengan Krancoks;
Tiga.
Suatu hari, gue nulis status di twitter tentang betapa hebatnya rasa krancoks. Dan tak dinyana, twit gue di-RT sama salah satu account yang namanya @WaffleCrunchox! Wow, si coklat ini gawl juga yah punya twitter.
Dari timeline dia, gue baru tahu bahwa ada lomba blog crunchox yang bakal berakhir 31 Juli. Buset, bentar lagi dong? Mana hadiahnya lumayan lagi, duit! Tapi, walau hadiahnya diganti voucher crunchox sebanyak dua truk pasir-pun gue nggak masalah kok :D
Dan jika gue menang dan beneran dapet voucher crunchox dua truk pasir selama setahun, hal yang pertama kali gue lakukan adalah, gue bakal mendeklarasikan diri bahwa mulai saat itu crunchox adalah makanan pokok bagi gue setelah nasi. Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat gue akan mengkreasikan rasa crunchox dengan cita rasa nusantara, menjadi crunchox lada hitam, crunchox saos padang, atau crunchox bumbu bali kaya resep-resep yang ada di belakang bungkus bumbu dapur.
Btw guys, enam bulan lagi SIMAK UI, delapan bulan lagi UJIAN NASIONAL, dan sepuluh bulan lagi SNMPTN. Sebentar lagi gue bakal meninggalkan dunia celana abu-abu dan meneruskan langkah ke perguruan tinggi. Doain yah gue keterima di UI, hehe. Dan kayanya, sepuluh bulan kedepan berat badan gue bakal naik lagi. HAPPY CHOX-ING GUYS! cucucurucuuw ;)