x

Mabok Krancoks
Diposkan oleh rizkidwika


Satu.
Udah hampir sebulan gue menjalani kehidupan baru sebagai anak kelas tiga SMA. Selama sebulan, dari Senin hingga Sabtu, kami anak-anak (yang konon katanya) jurusan IPA dicekokin soal dan rumus-rumus sampai mabok. Bangun pagi, berangkat pagi, disuapin rumus di sekolah sampe sore, bimbel ampe malem, dan tidur. Rutinitas yang sangaaat membosankan. Tapi……. semenjak gue menemukan mereka-mereka di sebuah rak di minimarket, mereka telah mengubah hidup gue secara keseluruhan.

Mereka? Siapa mereka? Nggak mungkin kan gue tiba-tiba nemuin cewek cantik nyempil-nyempil di etalase alfamart?Bukan. Mereka bukanlah cewek (bahkan gue nggak tahu jenis kelamin pastinya). Mereka adalah, kuekeju *merk disamarkan* dan… wafel krancoks (edit:crunchox, sorry inggris gue British).

Pertama kali gue nyobain jajanan itu, yang pertama gue takutin adalah berat badan. Gue yang beratnya (terakhir nimbang) 68 kg dan tingginya cuma 165 cm ini berpikir, apa jadinya keju ditambah coklat? Pasti sebagian orang akan menjawab sama dengan GENDUT. Tapi, dengan eksperimen berdasarkan metode ilmiah yang gue lakukan, KEJU ditambah COKLAT sama dengan ENAK! ENAK KUADRAT!

***

Dua.
Ternyata, nggak cuma gue doang yang lagi kena demam krancoks. Hampir semua temen-temen gue di sekolah lagi keranjingan krancoks.

Kemarin abis shalat Jum’at, gue bareng salah satu temen gue cabut ke Alfamart, mau beli krancoks yang banyak banget soalnya stok di kantin abis. Lapeeeer! Di Alfa, gue nyari krancoks kecil yang satu pak isi berapa biji gitu, eh nggak ada. Gue malah nemuin penampakan krancoks jenis baru. Krancoks panjang dan krancoks keju (mungkin namanya bakal jadi krancheese kali ya?). Yasudahlah, yang penting krancoks. Gue beli lima sekaligus. Pas balik ke sekolah, temen-temen pada nyamperin gue.

‘Dwika, lo dari Alfa? beli apaan?’

‘Beli Crunchox’
‘Bagi dong..’
‘Enak ajaaa, gue laper tau belom makan.’
‘Bagi nggak?!’
‘KYAAAAAAAAAAAAA!’ gue langsung lari kaya ayam tetelo mau diperkosa. Dan begonya, temen-temen gue ikutan ngejar. Kita semua udah kaya keong-keong racun autis yang lari-lari di koridor sekolah dan ditonton di Youtube.

Gue lari ke arah yang salah. Sial, jalan buntu! Mereka langsung nyengir-nyengir.
‘Oke-oke, lo dapetin krancoks gue. Tapi, gue minta foto kalian yaaah!’
Dan inilah sejuta ekspresi mereka dengan Krancoks;

Para Pencuri Krancoks

CRUNCHOXING

satu crunchox rame-rame

Nggak kuat moto-moto, pengen ikutan juga
Yah, abis :(

ASLI GARING, ASLI COKLAT
***

Tiga.
Suatu hari, gue nulis status di twitter tentang betapa hebatnya rasa krancoks. Dan tak dinyana, twit gue di-RT sama salah satu account yang namanya @WaffleCrunchox! Wow, si coklat ini gawl juga yah punya twitter.

Dari timeline dia, gue baru tahu bahwa ada lomba blog crunchox yang bakal berakhir 31 Juli. Buset, bentar lagi dong? Mana hadiahnya lumayan lagi, duit! Tapi, walau hadiahnya diganti voucher crunchox sebanyak dua truk pasir-pun gue nggak masalah kok :D

Dan jika gue menang dan beneran dapet voucher crunchox dua truk pasir selama setahun, hal yang pertama kali gue lakukan adalah, gue bakal mendeklarasikan diri bahwa mulai saat itu crunchox adalah makanan pokok bagi gue setelah nasi. Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat gue akan mengkreasikan rasa crunchox dengan cita rasa nusantara, menjadi crunchox lada hitam, crunchox saos padang, atau crunchox bumbu bali kaya resep-resep yang ada di belakang bungkus bumbu dapur.

Btw guys, enam bulan lagi SIMAK UI, delapan bulan lagi UJIAN NASIONAL, dan sepuluh bulan lagi SNMPTN. Sebentar lagi gue bakal meninggalkan dunia celana abu-abu dan meneruskan langkah ke perguruan tinggi. Doain yah gue keterima di UI, hehe. Dan kayanya, sepuluh bulan kedepan berat badan gue bakal naik lagi. HAPPY CHOX-ING GUYS! cucucurucuuw ;)

***


Photo

31/07/2010

di 11:11


Label:

Wawancara Project Pop!
Diposkan oleh rizkidwika

Untuk memperkuat eksistensi gue di sekolah (ceilah), gue gabung sama ekskul Jurnalistik, BIRU (berinisiatif dan berusaha). BIRU ini merupakan ekskul yang kegiatannya bikin mading, majalah, dan wawancarain artis secara rutin. Wow banget kan?

Kebetulan, tahun lalu gue kepilih jadi ketua majalah selama satu semester. Kebetulan banget tuh, gue bisa mewujudkan mimpi gue, yaitu bisa wawancarain PROJECT POP, band idola gue. Kyaaaaa!
Sebetulnya, kejadian ini udah berlangsung cukup lama (pas Ramadhan tahun lalu).

Setelah bikin janji sama managementnya, suatu saat kita janjian mau wawancara di Radio OZ Kemang Jakarta. Tanpa babibu, gue mengiyakan. Beberapa menit setelah itu gue baru inget, KEMANG ITU DIMANA?! Harga diri gue sebagai anak gawl Bekasi dipertaruhkan. Gue aja dilepas di Perumahan Kemang Pratama Bekasi aja udah nyasar, apalagi Kemang Jakarta!
Dan dengan berbekal nekat dan petuah dari bokap gue (asli, bokap gue udah khatam banget sama kendaraan umum di Jakarta dan rute-rutenya. mentang-mentang bokap kerja di Departemen Perhubungan).

Gue dan temen-temen gue yang lain ngebolang ke Kemang Jakarta naik bis Mayasari Bakti. Dalam keadaan berpuasa. Sekali lagi biar ironis, Dalam keadaan berpuasa! Singkat cerita, kita udah nyampe di kawasan Kemang. Tapi, dimanakah letak Radio OZ berada?!
Kami keliling JALAN KAKI sepanjang Jalan Bangka, Kemang. JALAN KAKI! BELOM BUKA PUASA! Alhamdulillah, adzan magrib. Kami merapat ke sebuah Mushalla, lalu diberi ta'jil oleh pengurus Masjid disana. Ya Allah, berasa musafir tau nggak!

Abis buka puasa, kita jalan lagi. Kita janjian sama PROJECT POP jam 7 malam di radio OZ. Sekarang baru jam 6. Kami pun nanya-nanya sama penduduk sekitar.
'Wah, radio OZ masih jauuuuh'
'Radio OZ? Nggak tahu saya'
'Radio OZ? Radio X kaliii -bapak ini menyebutkan radio dangdut setempat-'
Subhanallah, nggak ada gunanya!

Akhirnya kita jalan lagiii, dan menemukan gedung yang serba oranye. RADIO OZ!
Tak lama, kita langsung ketemuan sama PROJECT POP. Idola gue! Idola gue!
Kita memulai wawancara. Gue langsung speechless seketika. TAKJUB!

tim liputan BIRU feat Project Pop


Bukan Superstar

baju Bukan Superstar gue ngeksis abis :D


Sekitar setengah jam kita wawancara, dan akhirnya kita selesai jam sembilan malam. Anak-anak SMA di kota orang jam sembilan malam, kita emang nekat.
Next gue bakal nyeritain wawancara gue bareng RADITYA DIKA, jangan pada iri yaaaah :D

Photo

25/07/2010

di 12:31


Label:

Socmed Njlimed
Diposkan oleh rizkidwika

Facebook, Facebook, Facebook, Twitter, Myspace, Twitter, Twitter, Plurk, Myspace, Facebook, Facebook, Twitter, Facebook, Facebook, Twitter. Social Media. Barangkali hal-hal itulah yang jadi makanan anak-anak labil di masa kini, termasuk gue.

Bagi gue, lewat socmed (terutama blogger dan facebook), gue bisa mempromosikan tulisan-tulisan gue, publish notes gue, dan dapet feedback dari para pembaca gue. Lewat socmed juga notes gue dikenal di kalangan SMA Negeri 4 Bekasi (padahal gue yakin, mereka lebih kenal tulisan gue daripada muka gue, naas). Pokoknya mah I love socmed laaah!

Yang kedua, eksistensi. Bicara eksistensi nggak lepas dari twitter. Sering banget gue ngelontarin status di twitter yang bisa mengundang gelak-tawa, senda-gurau, whatever-lah apa namanya (yang mau pollow boleh looh @RizkiDwika hayuuk). Dan lewat twitter juga, gue bisa lebih dekat dengan penulis-penulis idola gue (baca:Raditya Dika - Dewi Lestari)!

***

Suatu hari, gue pernah empet karena mention gue nggak pernah di RT sama Raditya Dika (sampe sampe masalah ini gue sindir pas wawancarain doi). Gue bener-bener kesel. Beberapa twit yang gue anggap lucu gue kirimin ke account beliau. Dan suatu hari gue ngirim jayusan ke @TebakanGaring.
Pulsa gue abis. Gue vakum twitteran dua jam. Dan abis beli pulsa..

ANJRIT MENTION GUE PENUH BANGET! RT-RT-RTan dari fansnya Raditya Dika, dan Tweet gue di-RT Raditya Dikaaaaa gyaaaaaaaaaaaaaaaaa!


@radityadika -_- RT @TebakanGaring: @RizkiDwika “Q: Siapa penulis paling jarang mandi? A: Raditya Daki @RadityaDika”

Beneran, jayusan gue di retweet Raditya Dika!
Walau cuma dibales dengan lambang -_- doang, gue langsung merasa, gue-lah anak paling gawl se-jagat raya saat itu.
Dan ternyata gue baru sadar kenapa selama ini mention gue nggak pernah nyampe ke Raditya Dika. Gue lupa, twitter gue di protect. Goblok.

***

Selanjutnya, Mbak Dee Lestari. Di postingan kemarin gue kan sempet nulis tentang Cut Tari Bukan Metromini tuh, nah gue coba-coba mention mbak Dee-nya.
“[Cut Tari Bukan Metromini] baca yah tulisan gue, mau nyaingin @Dee_Lestari nihhh :))))”
Beberapa jam setelah itu, mbak Dee reply tweet gue.
‘@RizkiDwika :) cute title…’
UWOOOOH! Rasanya bagaikan dilempar ke langit, dihempas ke bumi, dilempar lagi, dibanting lagi, sampai mabok! Senangnyaaa!


***Setidaknya, socmed -walaupun memiliki sisi negatif seperti ngabisin pulsa- bisa mendekatkan gue dengan idola gue. Yaa, walaupun cuma sekedar -_- atau :), itu berarti lebih bagi gue.
Bytheway, iseng-iseng ngedit sekalian ngejablay nih hahaa add me yaaa.

Photo

23/07/2010

di 17:36


Label:

Cut Tari Bukan Metromini
Diposkan oleh rizkidwika

Beberapa bulan yang lalu, penulis panutan gue mbak Dee Lestari pernah memposting tulisan di blognya menyangkut kasus Luna Maya dan wartawan, yang masalah kamera si reporternya nyenggol kepala anaknya Ariel itu loh. Tulisannya yang juga merupakan curhat colongannya dia sebagai publik figur di Indonesia itu mengundang banyak reaksi dan persetujuan dari artis-artis. Tulisan itu berjudul, Luna Bukan Kopaja.

Dan kali ini, gue bakal ngangkat tulisan bertemakan sama, dari sudut pandang bukan publik figur pastinya. Cut Tari Bukan Metromini. Terdengar aneh? Kalo misalnya abis ini ada yang mau nulis dengan judul Ariel bukan Mikrolet, atau Indomie Sedaap bukan Supermie misalnya, sah-sah aja kok :)

Kenapa gue memilih membandingkan dia dengan Metromini, padahal Cut Tari bodinya nggak dicet warna oranye, putih, dan biru tua?
Begini. Selain karena tempat tinggal gue deket sama pangkalan Metromini 43 (baca:Jati Unggul, Harapan Jaya, Bekasi 17124), yaa karena pada dasarnya Cut Tari memang bukan transportasi massal seperti Kopaja, Metromini, atau Koasi.

Balik lagi ke masalah Cut Tari.
Udah lama kita nggak melihat Cut Tari yang selalu memberikan komentar pedasnya di !nsert, atau Luna Maya yang membacakan deretan video klip di Dahsyat. Selama liburan kemarin, kita yang notabene ABG-ABG yang masih labil -yang jiwanya masih gampang goyah kesana-kemari- disuguhkan tontonan kontroversional yang ditayangin berulang-ulang di setiap stasiun TV.

‘Kepada yang terhormat, Bapak Presiden Indonesia beserta Ibu..’
‘Kepada, Bapak Kapolri beserta Ibu’
‘Bapak Kapolda, Bapak Kabareskrim beserta Ibu’

Kalimat-kalimat itu memang kalimat yang sering diucapkan oleh Cut Tari, biasanya ketika menjadi MC dalam acara-acara seperti ulang tahun !nsert atau acara ulang tahun Trans TV. Namun kali ini berbeda, dia menangis.

Cut Tari meminta maaf kepada semuanya, pada suaminya, pada masyarakat, sampai presiden RI atas berita yang meresahkan selama ini. Dan pada akhirnya, Cut Tari mengakui bahwa dirinya memang pelaku dalam video porno tersebut. Berbeda dengan Cut Tari, Ariel dan Luna masih enggan mengaku secara blak-blakan. Kabar terakhir, Luna malah sempat-sempatnya merilis sebuah single yang diciptakan oleh Pasha Ungu.

Mungkin kita semua sudah muak pada berita-berita selama ini. Kasus Ariel-Luna-Cut Tari yang ditayangkan dimana-mana, pagi hingga malam, dari infotaiment sampai acara berita, dan di dalam sampai luar negeri. Kini perhatian publik memang sedang mengarah ke mereka bertiga. Pengalihan issue, katanya. Bersyukurlah para pelaku Century, koruptor, dan Anang-Syahrini. Kalian bisa bernapas lega.

Kata banyak orang, inilah risikonya menjadi publik figur. Harus hati-hati dalam menjalani hidup dan bersikaplah seolah-olah malaikat yang paling baik. Sekalinya mereka melakukan kesalahan, mereka harus siap dicecar banyak pertanyaan dan sorot kamera disana-sini. Siap eksis artinya siap mental!

Gimana nggak siap mental? Wartawan media cetak sampai media online bakalan ngejar mereka terus seharian. Nggak tahu siang, malam, atau subuh kalau perlu. Demi mendapatkan keterangan yang pasti. Toh kalau nggak mendapatkan keterangan resmi, mereka mencari narasumber lain yang sering sok-tahu, lalu mencampur-adukkan fakta dan opini mereka dalam sebuah acara Infotaiment.

Mengangkat hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut untuk diperbincangkan. Hal yang udah dicap tabu aja masih di umbar-umbar, nggak punya etika. Pantaslah mereka ini dikeluarkan dari dikotomisasi Jurnalistik. Infotaiment atau gossip bukan lagi bagian dari Jurnalistik. Titik.


Terlepas dari itu, mereka juga sama seperti kita. Artis sama dengan para pengemis. Pelajar tidak ada bedanya dengan tukang hajar. Presiden-pun tidak lebih mulia dari pesinden. Kita semua sama. Kita manusia. Butuh makan, butuh minum, butuh hak-hak asasi, dan pernah melakukan kesalahan, sekecil apapun namanya tetap saja kesalahan.

Cut Tari, dan juga artis-artis lainnya memang bukan transportasi massal. Bukan transportasi massal yang bisa kita ketahui kehidupan sehari-harinya sampai batas-batas privasinya hanya dengan sekedar membayar dua ribu rupiah untuk berlangganan SMS harian dengan mereka. Jangan jadi publik figur atau artis kalau lo risih dan jengah diterpa kabar miring!

Maaf tulisan ini nggak mengandung unsur humor atau apapun. Siapa tahu dari sini kita bisa mengambil pelajaran. Pertama, jangan menyimpan video mereka, apalagi mempraktikkannnya seperti yang terjadi di Bogor. Sekalipun lo anak IPA dan pernah belajar tentang reproduksi, lo dilarang keras melakukan adegan-adegan tersebut! Inget coy, Bekasi peraih adipura! Bersih kotanya, bersih juga penduduknya (gila, M2 banget nggak sih gue?).

Sekarang ini, proses hukum terhadap mereka terus berjalan. Dan pantaskah mereka kita maafkan?
Semua terserah anda.


----------
RizkiDwika, siswa SMA biasa. Menyambi kerja sebagai pengamat infotaiment dan sinetron-sinetron stripping low budget buatan Indonesia.



Photo

17/07/2010

di 17:04


Label:

Paul Corbuzier
Diposkan oleh rizkidwika

Zamina-mina, waka waka eh?
Apa kabar bloggers?

Selepas perhelatan maha akbar FIFA World Cup 2010, masih banyak kenangan dan juga rasa kekecewaan dari supporter di seluruh dunia, termasuk gue yang menjagokan JERMAN.

Kata Charly's Angels mah;
Biakanlah saja kamu juara tiga, Yang penting aku padamuuuu!


Tak seperti biasanya, Piala Dunia kemarin memiliki kesan mistis tersendiri. Mulai dari prediksi NCH sekian sekian dari master Dedi Corbuzier di dalam negeri, sampai ramalan Paul si Gurita di Jerman sana.

Seperti biasanya, Master Dedi Corbuzier menggunakan trik-trik lama. Nulis prediksi, ditaruh di kotak, digantung sebulan. It’s soo yesterday, kan? Apalagi triknya dia yang NHC sekian sekian itu sudah dikupas tuntas di berbagai thread di Kaskus. Tapi yang lebih hebat adalah Paul si Gurita. Ramalan Paul si Gurita menjadi perbincangan ramai setelah ramalannya selalu benar. Caranya cukup gampang. Pawangnya memberikan dua kotak makan disertai lambang bendera, lalu dia akan memilih mana yang akan jadi pemenangnya.

Berhasil menebak kemenangan-kemenangan Jerman, Paul si Gurita jadi pahlawan di Negara asalnya sana. Tapi setelah memprediksikan Spanyol akan memenangkan pertandingan melawan Jerman dan prediksinya terbukti benar, nyawa Paul terancam. Banyak yang menghujat Paul, ingin menjadikannya sashimi atau takoyaki, dan gue yakin kartun SpongeBob SquarePants yang mengandung unsur gurita (baca:squidward) langsung diboykot di banyak Negara. Lebay? Memang.

Ya, ambil positifnya aja deh. Paul sebagai makhluk laut memiliki sensifitas dan bisa menerima sinyal yang tinggi, walaupun nggak ada pemancar BTS di deket kandangnya (asli ini jayus). Dibandingkan dengan Dedi Corbuzier atau Master Tarno sekalipun, AKU PADAMU PAUL
!:inlove:




berhubung paul keabisan duit, dia milih bendera GOLKAR
biar diangkat mantu sama Aburizal Bakrie,
licik juga yah?


Photo

16/07/2010

di 10:40


Label:

Dwika Strikes Back!
Diposkan oleh rizkidwika

Anjriiiit, udah lewat tiga bulan gue nggak ngebloooog! Parah abis, parah - parah abis. Yaudahlah, maafin gue ya bloggers, Saya khilaf :) Gue memutuskan sekarang bakal aktif lagi deh di dunia bloggeran begini, lumayan sekalian buat nyari temen kan? :)

Ceritanya, gue jarang ngeblog karena ada tuntutan profesi (asiik) yaitu nulis notes di Facebook. Ditambah lagi gue lagi minus koneksi internet di rumah.
Mau ke warnet, ga ada waktu, ckck.Udah banyak banget yang ngajakin gue untuk ngeblog lagi, termasuk Kak Deandra. Dia ngajak;
'Dwika, nulis di blog lagi dong! Masa blog cuma tempat copas dari notes FB sih?'

'Sori kak nggak ada waktu, hehe'

***


Waktu berjalan, ranking blog gue anjlok se-anjlok anjloknya. Kemarin, kakaknya Resha nanya-nanya soal blogging sama gue. Parah, gue kan bukan master blogging apalagi udah tiga bulan vakum!

Yaudahlah akhirnya gue memutuskan untuk ke dunia blogging.
Kembali ke habitat, dengan keyboard, rambut yang udah kaya semak belukar, dan billing warnet yang terus berjalan. WELCOME BACK BLOGGERS!


-----------------------------------------

nb : Anyway sharing dikit nih. MENTION GUE via TebakanGaring di-RT bang RADITYA DIKAA!! GYAAAAAAAAAAAAAAAAA~!

Photo

07/07/2010

di 19:12


Label:

@rizkidwika

fatwa halal

fatwa halal

Universitas Indonesia


jama'ah