x

SENT!
Diposkan oleh rizkidwika

Untuk Blog Contest Mizan.com


2010.

Gue ingat hari itu. Salah satu Selasa dari banyak Selasa di 2010, saat masih SMA. Seperti Selasa-selasa lainnya, waktu istirahat setelah olahraga, gue pergi ke perpustakaan, belajar jelang kuis kimia.

Semesta menakdirkan. Gue ingat perjumpaan dengannya. Satu novel usang bin kertas nguning plus cover bolong tengahnya terselip secara random di rak buku kimia.
Supernova: Akar, judulnya tercetak dengan aksen naga merah di sekitarnya.
Nggak pikir panjang, gue langsung sewa buku itu, setengah lupa kalo nanti ada kuis kimia.

Bagi gue, baca Akar itu kaya berpetualang beneran. Satu bab di Bangkok, beberapa halaman kemudian gue dilempar ke ladang ganja di Indochina.
Nggak ada malam tanpa Bodhi. Kelihatannya keren, elegan, baca novel berbahasa berat, tapi jujur: tiap halaman, harus gue baca dua kali. Itu pun pasti dibantu KBBI. Modar.
Setelah mengkhatamkan buku kedua, temen di kelas cerita kalo dia punya seri satunya, Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh.

Dhimas, Reuben…
………………………………
(halaman dilipat, ngantuk berat)
…………………………………
Diva, Ferre, Rana…
……………
………
……
Dengan KBBI dan iringan Malaikat Juga Tahu, buku satu selesai. Gue coba menghubungkan kedua seri tersebut. Buku satu tambah buku dua, sama dengan buku tiga,
Supernova: Petir. Otak gue kesamber petir.

***




2011.Era Twitter, gue semakin kenal dengan sosok dibalik Supernova, Ibu Suri Dee Lestari. Saking noraknya, berkali-kali gue mention Ibu Suri sampai membuahkan prestasi: di-RT dua kali.

Lewat Twitter, gue baru tahu kalo Malaikat Juga Tahu adalah salah satu lagu dari buku yang juga disertai album lagu: Rectoverso bersama lagu lainnya termasuk Firasat, lagu galau tingkat cumlaude yang dulu gue kira lagu itu hanya lagu yang dinyanyikan oleh peserta ajang pencarian penyanyi karbitan.
Pantesan, asa asing kitu maca Supernopa bari ngadenge’keun Malaikat Oge Nyaho!

Berasa ketinggalan zaman satu dekade, gue baru tahu kalo ternyata selain Trilogi Supernova, masih banyak karya Dee lainnya. Filosofi Kopi salah satunya.
Kejadiannya hampir sama, di Perpustakaan, tapi, kali ini statuslah yang membedakan, dari masihsiswa menjadi mahasiswa.

Entah kesambet angin apa, di perpustakaan yang ber-starbucks itu, gue mendatangi rak buku 899- rak buku sastra. Lagi-lagi terselip buku kertas nguning dengan sampul menyedihkan di antara jejeran buku tebal lainnya. Dee, Filosofi Kopi.
Berbeda dengan Supernova, Filosofi Kopi ini merupakan kumpulan cerpen dan prosa dari Ibu Suri yang dikemas dengan bahasa yang lebih manusiawi bagi gue, karena nggak butuh KBBI.
Sepertinya takdir kehabisan skenario. Belom tuntas dibaca, lagi-lagi teman nawarin gue buku Dee lainnya untuk gue habiskan. Kali ini Madre, novel Dee paling anyar yang bertahan lama jadi pajangan di etalase best-seller toko buku besar.

***




2012.
Lewat kemahirannya, Ibu Suri berhasil menginspirasi gue dan puluhan bahkan ratusan penulis amatir lainnya. You Influence Me, Madam!
Lihat, betapa banyak tulisan sok-unyu sok-galau dan sok-romantis kayak ini, ini, dan ini, yang ditulis ba'da baca cerita-cerita garapanmu.

Lewat tangan dinginnya, Ibu Suri telah berhasil menginspirasi gue dan puluhan bahkan ratusan penulis amatir lainnya. Bahkan salah satu karyanya: Perahu Kertas -novel tebal yang belom gue baca karena keterbatasan dana dan SDM- sudah siap diangkat ke layar lebar tahun ini.

Lewat kebahasaannya, Ibu Suri benar-benar berhasil menginspirasi gue dan puluhan bahkan ratusan penulis amatir lainnya. Dia memberi sentuhan baru di Sastra Indonesia dengan memberikan karyanya yang karyanya nggak bakal dilupakan para penikmat bahasa.

Lewat surat ini, semoga Ibu Suri membacanya.

***

Dari : Rizki Dwika Aprilian
Untuk :
Mizan.com

Photo

24/01/2012

di 20:31


Label:

0 komentar:

@rizkidwika

fatwa halal

fatwa halal

Universitas Indonesia


jama'ah