x

Surat Kepada Gubernur Bank Indonesia
Diposkan oleh rizkidwika

Hello guys, lagi iseng mau ngapain..
Akhirnya kepikiran buat nulis surat untuk Bapak Gubernur BI.
Enjoy it yaah, dijamin gelakgulinggelakgulinggelakguling

--------------------------------


Kepada Yth
Bapak yang tandatangannya ada di duit saya,
Bapak Darmin Nasution
di Jakarta


Halo Bapak Darmin, apa kabar?
Maaf Pak saya sok kenal. Mungkin sewaktu bapak membaca surat ini, bapak akan berpikir, ‘Siapakah bedebah yang mengirim surat ini?’ Baiklah Pak, kenalkan. Nama saya Rizki Dwika, saya siswa SMA kelas tiga di kota Bekasi, tempat/tanggal lahir saya Jakarta 17 April 1994, hobi saya mengaji, mungkin untuk profil selanjutnya kita bisa saling bertukar kertas file atau orji yah Pak. Saya tunggu.

Oke Pak, kembali ke tujuan awal mengapa saya membuat surat ini. Bukan Pak, saya bukan mau nyaingin Raditya Dika yang ngirim surat ke menteri perdagangan. Dari dulu saya belum pernah tapi ingin berkirim surat ke orang-orang hebat, Pak. Gitu loh. Jangan ke-geer-an ya.

Anyway, belakangan ini, saya sering banget mendengar rencana redenominasi Rupiah. Yang saya dapat dari internet dan koran, redenominasi Rupiah berarti pemotongan tiga angka nol yang ada di belakang nominal rupiah. Bener nggak sih Pak? Saya nggak tahu, soalnya saya anak IPA. Tapi nanti saya pengen banget kuliahnya masuk ke jurusan IPS, walaupun dari SMP dulu saya alergi banget sama yang namanya akuntansi. Sumpah Pak, saya nggak ngerti sama akuntansi. Bapak ngerti akuntansi?

Maaf yah bapak Gubernur saya jadi ngawur ngomongnya. Ngomong-ngomong, bapak jadi gubernur provinsi mana memang? Oh gubernur Bank Indonesia ya? Maaf yah Pak saya jayus banget ya, soalnya kan saya anak IPA.

Di TV-TV, saya sering melihat bahwa rencana bapak ditentang keras oleh para pengamat ekonomi, tak terkecuali mantan menko perekonominan, Kwik Kian Gie. Di TV dia menjelaskan, bahwa kita harus mencintai produ’-produ’ Indonesia. Eh itu mah direkturnya Maspion yah Pak? Maaf saya suka bingung kalau disuruh ngebedain mereka berdua, soalnya kan saya anak IPA. Tapi, jika benar bapak ingin melakukan redenominasi, saya mah setuju-setuju ajah kok Pak. Tapi Pak, apakah Bapak melihat masalah jangka panjangnya Pak?

Pertama, Perum Peruri harus mencetak uang rupiah yang baru dengan digit kecil, satu rupiah, dua rupiah, sampai seratus rupiah. Bisa dibayangkan butuh modal berapa lembar duit-duit lama yang perlu disiapkan untuk mencetak duit-duit baru? Kalau saya sih nggak bisa ngebayangin Pak, soalnya kan saya anak IPA. Selanjutnya, jika Bapak memaksakan adanya redenominasi berarti Bapak akan mengubah sejarah bangsa Indonesia secara keseluruhan.

1. Bidang Perdagangan
Bapak pernah ke Glodok? Saya jarang. Konon katanya Pak, disana banyak sekali pedagang yang berjualan barang elektronik dan flashdisk. Seperti yang kita tahu, flashdisk memakai satuan gigabyte. Dan jika terjadi redenominasi, maka mau tidak mau flashdisk yang tadinya 4GB hanya akan seharga 4MB Pak! Bayangkan, untuk nyimpen video Keong Racun aja nggak muat Pak!

Selain itu Pak, mantan presiden kita, Ibu Megawati juga harus mengurus ulang seluruh data hidupnya karena namanya akan berubah jadi Kilowati. Bayangkan betapa sibuknya Ibu kita itu nantinya, mulai dari mengurus akte lahir, KTP, kartu penduduk, ijazah, dan tentunya selametan bikin tumpeng. Capek Pak!

2. Bidang Geografi
Jika Bapak ngotot memotong tiga angka nol dibelakang rupiah, lalu apa yang akan terjadi dengan Kepulauan Seribu? Betul, namanya akan berubah menjadi Kepulauan Satu. Mau tidak mau, Pemerintah harus menarik semua peta dan atlas di seluruh toko buku di Indonesia untuk di cetak ulang. Keluar duit lagi kan?

3. Bidang Entertaiment
Siapa bilang redenominasi tidak akan mempengaruhi dunia entertain? Misalnya yah Pak, di RCTI setiap jam delapan malam ada sinetron bagus berjudul ‘SEJUTA CINTA MARSHANDA’. Tuh Pak, gara-gara anda, pihak SinemArt harus mengubah judul sinetron mereka dengan ‘SERIBU CINTA MARSHANDA’. Ini tidak etis Pak! Cinta Marshanda kepada Delvin dan Ibunya tentu saja akan berkurang drastis dari sejuta menjadi seribu! Kemanakah sisa sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribunya Pak, kemana?

Selain itu, para pencipta lagu harus mengubah lirik lagu mereka yang sudah diciptakan sebelum zaman redenominasi. Di lagunya Agnes Monica ‘Berjuta warna pelangi, menjauh pergi’; lagunya Yovie and Nuno; ‘Sejuta cinta yang terindah’; bahkan bisa-bisa lagunya Cinta Laura ‘Love is money, love is money’ bisa berubah jadi ‘Love is monkey’ Pak! Sumpah ini nggak nyambung banget, maaf ya Pak kalau saya jayus, soalnya saya anak IPA sih.

Ada yang lebih parah lagi Pak. Bapak kenal lagu Cinta Satu Malam? Jika judul lagu itu mesti direvisi menjadi Cinta Seperseribu Malam, betapa kasiannya si Melinda Pak.

Mari kita berhitung. Satu malam 12 jam. 1/1000 dikali 12 jam adalah 0,012 malam Pak. 0,012 jam jika dikonversikan ke detik cuma 43,2 detik saja Pak! Kasian sekali Melinda nantinya kalau cintanya hanya 43,2 detik. Itu paling baru nawar harga, megang-megang, ditinggal. Nggak sempet buat bayar! Kasihan Melinda, dipegang tapi nggak dibayar. Mau makan apa nanti dia, Pak?!

***

Maaf Pak, bukannya saya sok tahu. Tapi karena saya anak IPA, saya mau ngasih masukan ke bapak. Saya setuju akan redenominasi soalnya saya udah malu sama rupiah yang duitnya gede-gede kaya uang monopoli, tetapi tolong dipertimbangkan kembali apa dampaknya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Saya punya solusi Pak, solusi tidur, solusi lalu lintas, eh itu mah Polisi yah. Maaf pak, soalnya saya anak IPA. Bagaimana jika di mata uang baru nantinya gambarnya jangan cuma pahlawan Pak? Bagi saya itu nggak menjual tahu nggak?! Harus komersil Pak, mengikuti perkembangan zaman!
Ini saya buat grand designnya Pak, kalau berminat silakan mampir ke SMA Negeri 4 Bekasi.





Sekian dulu Pak surat saya, lain kali disambung lagi. Bapak punya twitter? Follow me and I’ll follow you. Oke Pak?



Sun sayang dari warga Negara yang terhormat

RIZKI DWIKA APRILIAN
Aku cinta Indonesia,
tapi aku lebih cinta Rupiah <3 b="">
unyu unyu unyu

Photo

15/08/2010

di 11:55


Label:

1 komentar:

15 August 2010 at 23:50
Permalink this comment

said...

Ini pak mentrinya harus mbaca surat dr anak IPA.. :)

@rizkidwika

fatwa halal

fatwa halal

Universitas Indonesia


jama'ah