HABEDE Iren Ramadhan biduan
sonklot se-Karesidenan Subang asal Universitas Padjajaran!
Kalian kalo pengin buang-buang
kuota internet, coba mampir ke sini aja ya!
*dikasih selembar I Gusti Ngurah Rai*
Oke. Seminggu belakangan,
lebih tepatnya setelah gue meng-upload
foto-foto pas Car Free Day di Sudirman Thamrin minggu kemarin, beberapa kali
gue ditanya-tanyain sama temen gue di kampus. Misalnya, "Dwik... Lu
sekarang kerja ya? Itu ijo-ijo yang di-post
di Path apaan?"
atau yang lebih random
lagi: "Lu ikut organisasi apaan
sih? Kampanye partai Ka'bah?"
Bukan, bukan. Gue bukan
kampanye buat mengusung Rhoma Irama sebagai presiden, bukan. Alasan gue mamerin
foto-foto tersebut adalah... Gue pengin ngenalin organisasi gue.
Sobat Bumi.
Yoi. Semenjak gue meninggalkan organisasi tingkat kampus karena satu dan lain hal, sekiranya setahun ke depan gue bakal aktif sama kegiatan go green. Berawal dari nerima beasiswa Pertamina Foundation yang sempet ngadain gathering di postingan yang enih, gue dan Sobat Bumi se-Indonesia ceritanya punya tanggung jawab untuk aktif dalam pelestarian lingkungan, salah satunya melakukan apa yang gue dan Sobat Bumi Jakarta adakan pas weekend minggu lalu.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
Singkat Cerita, perwakilan dari kampus-kampus Sobat Bumi batch 3 yang ada di Jabodetabek kayak UI, IPB, UNJ, UPN Veteran, dan PresUniv membuat sebuah agenda yakni mungutin sampah selama acara Car Free Day berlangsung. Meski namanya keren –kalo di-Indonesia-in hari bebas kendaraan bermotor gitu deh- acara yang diadain rutin tiap minggunya ini sayangnya selalu disertai sampah-sampah yang berserakan di jalan, parit, maupu pedestrian, yang dihasilkan sama mbak-mbak yang larinya sepuluh meter tapi selfie-nya bisa abis dua micro SD, orang-orang kebelet sehat tapi jajan somaynya aja seplastik gede porsi sekeluarga, juga para penikmat CFD Sudirman-Thamrin lainnya.
"Guys besok pagi pada bangun jam lima ya, jam enam kita
cabut bareng-bareng dari Stasiun UI ke Sudirman" Begitulah kurang lebih
jarkom yang gue terima di grup whatsapp demi kelancaran acara SB Jakarta.
Sebagai manusia yang kalo
tidur susah dibangunin dan kalo bangun susah ditidurin (?) saat itu juga gue langsung
memohon anak-anak buat misscall-in
biar gue bisa bangun pagi. Berbekal alarm dan telpon dari Harun sang
koordinator ampe Odit sang Presiden Sobat Bumi –gile, kurang hebat apalagi coba gue, ditelpon presiden- dengan
bangganya gue nge-chat di grup WA
kalo gue udah bangun. Begonya, gara-gara bantal yang kelewat empuk, setelah nge-WA,
gue kembali bablas tidur hingga jam enam. Kampret emang.
Berbekal mandi beta version yang disponsori oleh Axe,
Pepsodent, dan Rexona, gue langsung pergi ke Halte Stasiun buat nemuin Hani yang
udah nunggu sejak jam enam pagi. Ternyata gue nggak sendirian. Firna dan Yunika
datangnya juga telat, lebih kesiangan dari gue. Setelah ngumpul semua dan
janjian bakal satu kereta bareng Evi, Rifqi, dan Miranda yang naik dari stasiun
lainnya, kami berempat langsung cabut ke Stasiun Sudirman buat nemuin anak-anak
SB Jakarta yang udah duluan standby
di sana. Jam delapan tepat, akhirnya segerombolan orang berkaos panti ini pun meninggalkan
stasiun buat on the floor-an di acara
CFD tersebut.
Dengan spanduk sepanjang
tiga meter yang terbentang, rencananya kami bakal menyusuri kawasan Dukuh Atas hingga
daerah Monas buat ikut acara peluncuran majalah Green Life Inspiration dari Pertamina Foundation. Lots of fun! Ibarat hits single-nye Sandhy Sondhoro yang tak pernah padam, para volunteer Sobat Bumi Jakarta gelombang
tiga langsung gesit melakukan operasi semut dengan mungutin sampah ke dalam trashbag, mulai dari yang kering, becek,
hingga ‘artefak’ warga yang sifatnya basah-basah.
Respons dari masyarakat
yang ngelihat kita macem-macem. Ada yang cuma nongkrongin –karena mikirnya kite
beneran mau ngusung Haji Rhoma–, ada yang nyamperin buat ngajak foto bareng,
ada juga anak-anak usia lima tahunan yang ikut masukin sampah ke dalam kantong yang
kami bawa. Ah, bahagia itu sederhana.
![]() |
Distraksi visual. Gara-gara ini, sopir TransJakarta berhenti buat nontonin doi. |
![]() |
Ngupload fotonya harus yang ada penulisnya dong. |
![]() |
Hani KomUI 2011. Lari. Lari dari Kenyataan. |
![]() |
Depan East Mall Grand Indonesia, bareng badut yang bentuknya tidak terdefinisi |
Titik pemberhentian pertama
kami adalah Bundaran HI.
Namanya juga manusia, nggak
afdol rasanya kalo perhelatan ini nggak disertai dengan sesi dokumentasi.
Sepanjang jalan, kami berhenti beberapa kali setiap ada objek potret yang
menarik, misalnya badut, patung, maupun ondel-ondel.
“Mas-mas, boleh minta
tolong fotoin nggak?” Tepat di depan kolam, salah satu dari kami meminta pengunjung
lainnya buat motretin kami semua dengan background
Tugu Selamat Datang, ikon khas Kota Jakarta.
Tanpa memperhatikan TransJakarta
yang seliweran pelan-pelan, mas-mas tersebut justru jongkok dengan elegan di
tengah jalur busway sambil menjepret
kami yang posenya udah maksimal. Setelah ngucapin makasih, salah satu dari kami
pun ngecek hasil jepretan dari galeri di SLR barusan. Kosong.
Semuanya langsung ngeluh kecewa.
Gue curiga jangan-jangan masnya nggak bisa make kamera.
Well, Sejam berlalu, terik matahari pun makin meninggi. Tujuh Trashbag yang semula enteng, sekarang
udah keisi sampah yang ingredients-nya
macem-macem. Sebetulnya, jarak sekitar 3,5 kilometer sebenernya nggak seberapa
buat kita. Cuma, akumulasi diri-jongkok-diri-jongkok itu sih yang beneran bikin
capek. Emang ya, umur sih boleh dua puluhan, tapi, pinggang emang nggak bisa
boong.
Sejam kemudian, kami
berhasil mencapai kawasan silang Monumen Nasional dengan backsound lagu You Raise Me Up susah payah. Di sana, dengan tenaga
yang udah berceceran, kami menyempatkan buat mulung lagi karena di kawasan ini
justru jumlah sampahnya lebih banyak dibanding sepanjang jalanan yang ditelusuri
tadi. Setelah puas leyeh-leyeh dan menaruh hasil buruan di tempat yang semestinya,
kami pun segera melepas lapar bersama di McD Sarinah.
![]() |
Titik finish: acara launching majalahnya Pertamina Foundation |
![]() |
Monas. Monasikotak-ama-lauk-lauknya plis. |
Kalo dilihat dari partisipasi masyarakat terhadap CFD yang jumlahnya membludak setiap minggunya, sebenarnya warga ibu kota udah memiliki suatu kesadaran yang sama buat menjalankan gaya hidup yang lebih sehat. Sayangnya, esensi dari kegiatan ini seringkali miss karena masyarakat pada umumnya lebih mengedepankan look, penampilan, maupun ke-update-an foto-foto mereka di social media, sampai-sampai lupa kalo banjir dahsyat yang terjadi bulan lalu juga merupakan dampak dari apa yang mereka lakukan sendiri.
Ya... semoga dengan kampanye satire produktif yang Sobat Bumi Jakarta lakukan ini bisa menghasilkan secercah hidayah bagi warga ibu kota buat sekadar sadar untuk membuang sampah pada tempatnya.
Aamiin.
3 komentar:
8 March 2014 at 20:06
Permalink this comment
Itu badutnya pake kostum plant vs zombie? :))
btw, Sobat Bumi keren banget! semoga makin banyak komunitas2 yang inspiratif kayak gini dan makin banyak juga yang ikut berpartisipasi :)
8 March 2014 at 22:25
Permalink this comment
Ah, iya ya Plant vs Zombie? Kirain hair dryer raksasa.... ( ._.)/||
Tengkyu bos udah tersesat di blog ini ;D
24 August 2017 at 11:41
Permalink this comment
1. alat penanam benih jagung praktis nan mudah
2. dosen yang jadi blogger? ga masalah
3. ingin tahu tentang penyusunan proposal penelitian dikti?
4. ingin tahu tentang sistem informasi akuntansi? klik aja