Hello there!
Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena…………………..
SEMESTER-EMPAT-DENGAN-TAGLINE-KERJA-RODI-LANJUT-ROMUSHA-MERANCANG-DWELLING-RUMAH-TINGGAL-JUGA-MEMBUAT-VIDEO-MASTERCHEF-MASTERCHEFAN-SERTA-VIDEO-VIDEO-LAINNYA
TELAH BERHASIL DILALUI, BAPAK!!! GILAK!!! SAKIT!!! PARAH!!!
Memasuki ajang
liburan tiga bulan di tahun kedua, gue mencoba mencari kegiatan positif yang
bisa dilakukan untuk mengisi kekosongan, mengingat liburan tahun lalu gue cuma
kayak babi lengkap dengan siklusnya (baca: makan-main-jalan jalan).
Singkat cerita,
pascaselesainya semester yang katanya paling neraka bagi Arsitektur Interior,
gue mengajukan internship atau magang
ke majalah langganan gue, yaitu Smartdesign, yang masih satu grup sama majalah
arsitektur kawakan Griya Asri.
***
SENIN, HARI PERTAMA
Sialnya, gue
mengawali momentum hari pertama dengan terlambat kerja. gara-gara harus
mengumpulkan buntelan bundelan desrep dan portfolio terlebih dahulu.
Dengan sisa-sisa tenaga dan seluruh badan yang remuk redam, sekitar setengah
sembilan, gue baru meluncur dari Stasiun UI menuju Kompleks Gudang Peluru,
lokasi di mana kantor Smartdesign berada. Secara resmi, dua bulan ke depan, gue
akan menjadi alay-alay domisili Tebet dan sekitarnya.
Pertama-tama,
gue mendapatkan arahan dari Pak Arief; diperkenalkan mengenai perusahaan,
redaksi, juga orang-orang yang selama ini berperan dalam penerbitan majalah
setiap bulannya. Setelah itu, gue dilepas ke Mbak Mel, pemimpin redaksi Majalah
Smartdesign. Gue diberitahu mengenai jobdesc,
urutan dari mulai survey lokasi, pemotretan, wawancara, hingga pembuatan
naskah. Nggak cuma itu. Besoknya, gue disuruh ikut Mbak Adis dan Mbak Tri untuk
melakukan pemotretan. Perdana.
Well, fasten your seatbelt, please.
***
SELASA, HARI KEDUA
Jam delapan gue
udah standby di kantor, karena pagi
ini, gue bakal ikut pemotretan ruang komersial dan datang ke invitation-nya Samsung Electronics di Senayan City.
Nggak lama, tim
kami pun berangkat ke bilangan Senopati. Di sana, kami mendatangi COMMA,
ruangan yang disewakan buat perusahaan/kantor untuk mengadakan rapat. Jadi,
mereka punya konsep itu collaborative-matters,
alias menciptakan ruang rapat yang bisa saling berkolaborasi antara team dari
perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Kami juga bertemu dengan Mbak Osri Gebi,
desainer ruang rapat yang dikemas secara fun tersebut.
Sudut COMMA, Jakarta |
Setelah kelar,
pemotretan pun dilanjut makan siang. Dibayarin.
Sori, ulang.
DIBAYARIN.
Katanya sih,
kalo kita liputan ke luar atau jalan-jalan, kita dapet uang makan siang dari
kantor seharga goban.
Saya sebagai
anggota serikat anak kos-kosan pun berbahagia. Sujud syukur kayak reality show
buatannya Helmi Yahya.
***
Nggak lama, kami
langsung meneruskan perjalanan ke Portico, Sency, untuk menghadiri perkenalan
produk lemari es-nya Samsung Electronics Indonesia kepada media. Begitu masuk
dan registrasi, kami langsung disuguhkan makanan. Makanan bukan sembarang
makanan, tapi prasmanan. Prasmanan! PRASMANAN!
Romantis, ya? |
Deretan salad,
lasagna, dan keluarga daging-daging lain yang sedang hangat-hangatnya tersaji
secara gratis khusus bagi awak media. Percayalah, gue adalah manusia yang saat
itu paling berbahagia.
Acara tersebut
berlangsung sekitar satu jam, lengkap dengan diskusi bersama perwakilan ibu-ibu
penggiat ASI eksklusif dan ibu rumah tangga. Ah, lupa. Ada Mbak Dian
Sastrowardoyo-nya! :”)
Mbak! Aku Nikolas Saputra! |
RABU, HARI KETIGA
Seharian, gue
cuma di kantor. Diberi tugas sama Mbak Adis untuk membuat press-release (ARGH! STAHP! INI INITIAL STATEMENT PERANCANGAN 2
GUE!) acara Samsung kemaren, sekaligus browsing tempat-tempat di Jakarta yang
bisa dijadikan objek peliputan.
Datang, absen,
duduk, browsing, refresh-refresh SIAKNG, ngobrol, makan siang prasmanan
bersama, browsing lagi, pulang.
Segan. Tapi senang.
Muehehe.
***
KAMIS, MAAF LIBUR
Hari ini, gue
cuma ngecilin celana levi’s, perlukah ditulis?
***
JUM’AT, HARI KEEMPAT
Lagi-lagi
jalan-jalan. Hari ini, gue akan survey ke beberapa tempat, mulai dari Kantor
Kaskus, pameran ikebana di Grand Indonesia, kafe di bilangan Cikini, hingga pembukaan
pameran flora-fauna.
Kali ini, gue nimbrung
sama Mbak Mel, Mbak Tri, dan Mas Husen. Ah iya, Mbak Tri adalah fotografer pro
di majalah itu, sedangkan Mas Husen adalah driver yang bersedia mengantar mobil
kantor ke mana-mana.
Ya, sepertinya
akan melelahkan.
***
Jam sepuluh,
kami menuju ke bilangan Kuningan untuk mampir ke kantornya Kaskus. Layaknya
agan-agan yang kepingin foto-foto di markasnya, gue pun meng-candid (sambil
menjerit-jerit) beberapa suasana di sana. Biarlah foto yang berbicara, sayangnya,
gue nggak sempet minta difotoin :”)
Harusnya minta fotoin di sini :") |
Kaskus' Cafetaria. Rustic atas bawah! |
Semacam Wall-of-fame gitu, toiletnya nempel di dinding! |
Deket-deket
zuhur, kami melipir ke Grand Indonesia buat shalat Jum’at terlebih dahulu,
kemudian meliput pameran ikebana tersebut. Yang utama dan yang tak mungkin
terlupakan adalah, kami makan siang lagi. Kali ini, gue memilih menu sesuatu
bakwan malang yang harganya sepuluh kali nasi uduk langganan gue.
Gue menghabiskan
seporsi besar risol sama pangsit kuah, hingga hampir muntah.
***
Hari makin sore,
kami pun melanjutkan perjalanan ke daerah Tugu Tani buat menyurvei sebuah kafe,
kemudian lanjut ke pembukaan pameran flora-fauna di Lapangan Banteng, Jakarta
Pusat. Namanya juga pameran, otomatis banyak riuh kerumunan orang yang dateng
waktu seremoni pembukaan. Usut punya usut, keramaian tersebut bukan sekadar
keramaian. Di pameran kembang dan uler-uleran tersebut, ternyata, Gubernur DKI
paling anyar turut datang buat meresmikan pembukaannya.
“PAK JOKOWI!!! SALAMAN PAK!!!”
“PAK JOKOWI
AHOK!!”
“MADEP KAMERA
DONG PAK!!!”
“MAMPIR KIOS
NURSERY SINI DONG”
Wartawan, anak
kecil, kolektor bibit-bibit mangga muda, hingga bapak-bapak penyuka daun muda,
semuanya tumpah ruah membuntuti ke mana pun Jokowi bergerak. Ada yang
mengulurkan tangannya untuk salaman, ada yang minta difoto bergantian, ada pula
yang ngepas-ngepasin posisi kamera buat self-portrait.
Gue akhirnya
merasakan bagaimana Jokowi Effect sesungguhnya.
Ih, yang botak bukan Ahok! |
Berhubung gue
mendekati beliau dalam kapasitas sebagai wartawan magang, dengan kamera pocket
gue pun mencoba mencari best angle-nya buat publikasi di majalah. Nggak cuma
itu, gue juga harus mendapatkan pendapat dari Pak Gubernur mengenai acara ini.
Dengan susah payah, reporter DW pun menjalankan quest dari Mbak Mel. Ah, di redaksi ini, gue dapet inisial baru dari mereka, yaitu DW. Tadinya sih, gue mau ngusulin “mbak, RD aja. Saya terlanjur ngetop dengan nama itu”. Apa daya, namanya juga anak baru, terpaksa nurut aja.
Dengan susah payah, reporter DW pun menjalankan quest dari Mbak Mel. Ah, di redaksi ini, gue dapet inisial baru dari mereka, yaitu DW. Tadinya sih, gue mau ngusulin “mbak, RD aja. Saya terlanjur ngetop dengan nama itu”. Apa daya, namanya juga anak baru, terpaksa nurut aja.
***
Kembali bersama
rekan DW.
Bagi gue,
menanyai Jokowi nggak beda jauh sama rebutan kelas di SIAKNG, sama ribetnya. Setelah
setengah jam ngikut Jokowi ngider dan memutuskan untuk kembali ke mobilnya,
akhirnya, gue pun mencoba merapat ke rombongan mereka.
DW: “Pak nanya
bentar pak! Tanggapan mengenai acara ini gimana Pak?”
(Rombongan
berhenti. Pengawal dan Jokowi tertegun. Dwika pun sama)
JOK: “Hooooo
bagus”
PAK, SAYA NGGAK
NANYA SOAL BSI.
DW: “Harapan ke
depannya, Pak?”
(dikacangin,
Gubernur terus berjalan menuju mobilnya. Dwika terus mengejar)
(Nggak patah
arang, Dwika terus mencoba mengulik jawaban sang gubernur……. dengan kualitas
pertanyaan wartawan tv one)
DW: “Harapan ke
depannya acara ini gimana, Pak?”
JOK: “Laaaah, namanya
yang kurang ya diperbaiki…”
DW: “Tadi di
dalem udah ngapain aja, Pak? Belanja gitu?”
JOK: “Liat-liaaaat,
baru liat ininya aja lah. Nanti hari senen saya ke sini lagi”
Tiba-tiba,
Mbak-mbak Gendut Sebelah Saya Make Kacamata Dochi (MMGSSMKD) turut berkata
MMGSSMKD: “Pak
mau nonton bola nggak?”
HE, NGANA PIKIR
JOKOWI ANAK NOBAR LA PIAZA?!
***
Seminggu pertama
magang ini menurut gue lumay,….sangat seru!!!
Bisa bertemu
macam-macam orang, narasumber, desainer, arsitek, publik figur, makan siang
gratis, hunting kafe atau tempat nongkrong yang ambience-nya tsakeup, suara-suara mesin print a la kantoran,
menyatu dengan dinginnya AC yang menimbulkan kualitas ruang…–oke, ini
kontaminasi istilah-istilah studio PA. Lupakan.
Intinya, ini
magang atau makan beng-beng?
ASYIK BERAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!
0 komentar: