HALO! Rizki Dwika bersama Zaskia Sungkar mengucapkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Mohon Maaf Lahir dan
Batin.
Mohon Kasih Sayang Kamu Juga Boleh.
Yoi, men. Najis.
Sebelumnya, gue mau memberi selamat atas berhasil
dibenahinya tampilan situs bokep terfavorit ini. Layaknya Partai Nasdem, di
tampilan blog baru ini gue mengusung banyak perubahan, di antaranya header
hijau mentereng bergambar Peter Parker dengan mulut setajam pisau cutter. Bukan
cuma itu, tampilan yang tadinya gelap-gelap penuh duka cita seketika berubah
menjadi cerah-ceria berkat kakak gue yang ngajarin bahasa kode CSS, yang lebih
susah diterjemahkan bila dibandingkan dengan kodenya kamu.
STRANGER’ POV: Hih,
apaan sih, Dwik.
Oke, postingan ini sebenarnya cuma postingan penggembira, dibuat
berdasarkan hasil pemikiran shuffle yang tercetuskan tadi pagi, lebih tepatnya setelah
gue bangun tidur, kemudian nge-guilty pleasure dengan latihan joget Caesar buat
tahun depan.
Selama bulan puasa kemarin, gue-adik gue-kakak gue tengah diracuni
tren acara sahur pagi-pagi bernama Yuk Kita Sahur Trans TV. Hampir setiap pagi,
sekumpulan kakak-beradik ini menghebohkan jagad raya Jati Unggul dengan tawa
menggelegar saat menyaksikan lawakan slapstick
yang dilakoni Olga dan kawan-kawan.
Bagi yang masih bingung, slapstick
adalah lawakan-lawakan merendahkan orang, seperti ngehina-hina orang, nepung-nepungin
muka, dan sebagainya. Andalan dari slapstick
sendiri adalah celaan-celaan bernada asosiasi, contohnya “Hih, mureh amat sih
lu, kek diskonan Pojok Busana?”
Meski banyak yang protes terhadap lawakan ini, tapi
kenyataannya masih banyak penonton yang nggak berpaling sama acara ini.Yaudahsih.
Syirik aja lu, kek Ki Joko Bodo?
Nah, selain slapstick, yang bikin ngaqaq dari acara ini
adalah adegan goyang-goyangnya. Sejak tahun lalu, Trans TV menjadikan hari-hari
Ramadhan sebagai momentum fenomenal. Dengan wajah penuh belas kasihan, secara
tiba-tiba seluruh penonton yang hadir di studio pada bergoyang penuh semangat
ketika mendengar teriakan “Kok Sepi Sih?” dilanjut orkes dangdut “Hidup tanpa
cinta, bagai taman tak berbunga.”
Itu mau bagi-bagi duit atau nyindir gue?
Tarra Budiman-nya epic, bro. |
Berbeda dengan tahun lalu, acara sahur kali ini punya lagu
dan goyangan terbaru buat dilakukan oleh penonton se-Indonesia. Goyang ini
membumi. Iringan musiknya ibarat racun. Kalau diterjemahkan dalam kata-kata, kurang
lebih seperti ini rupanya.
Penonton? (Hoy!)
Keep Smile!
Jererejeng! Jerejeng! Jerejeng!
Wok-wok-Yekaes—Suling Sakti!
Cikidaw. Cikidaw. Cikidaw. Cikidaw. Cikidaw.
Yeyeyeyeye. Bukak sitik, joss! (2x)
Aweu-aweu-aweu-aweu.
Yeyeyeye. Bukak sitik, joss! (2x)
Tiba-tiba lu dapet sepuluh juta hingga mobil dari Olga
Syahputra.
Ember, seperti inilah cerminan bangsa Indonesia.
***
STRANGER’ POV: Postingan
ini intinya apaan sih, Dwik?
Nggak ada. Pepesan kosong doang. Udah gue bilang postingan
ini emang buat ngerame-ramein aja. Eh, nggak juga sih. Sebenernya, gue makin kepingin
gawe di Trans TV.
STRANGER’ POV: Lah
kenapa? Lu kan kuliahnya arsitektur interior, Dwik?
Sejak SMP, gue udah mendeklarasikan diri sebagai Transmania,
sebutan bagi pasukan lalalayeyeye-nya Trans Corpora. Bahkan, waktu masih kelas
dua, gue mulai terlihat freak saat nyoret-nyoret semua sisi kartu ujian akhir dengan
logo segitiga kebalik di mana-mana.
Yoi, bro. Di dunia ini, cuma ada dua lambang korporat yang
bikin gue mupeng lantas orgasme. Pertama, logo makara UI. Kedua, logonya Trans
TV.
Bagi gue, satu-satunya yang lebih keren dari jaket kuning
adalah seragam Trans Corp. Setelan item-item kayak orang berduka, di tambah
emblem di lengan kiri-kanannya, duh, malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya.
Iya, dari dulu gue kebelet sekeren mereka.
Dan.... kegalauan gue meningkat setelah dua bulan magang terakhir.
Gimana nggak? Dua tahun lagi, gue lulus, sarjana, kudu cari kerja. Di tengah kebimbangan
mau ngelanjutin jadi desainer atau jurnalis ini, selama magang, gue selalu
melintasi Kapten Tendean setiap pulang liputan.
Sebenernya, salah satu alasan gue memilih jurusan ini selain
supaya bisa menata bantal-bantal sofa dengan cantiknya adalah biar gue bisa
jadi salah bagian dari kru-nya anak singkong. Sebagai mahasiswa komunikasi gagal diterima,
gue selalu yakin kalo masa depan gue ada di sana.
Di sini? IYA!!! IYA!!! BISA JADI!!! |
Intinya, di visualisasi gue, setelah S.Ars. gue bakal visioner
untuk mengejar obsesi di Tendean, setidaknya dua-tiga tahun pertama. Entah
nanti jadi penata panggung, tim kreatif, bikin gabus-gabusannya OVJ sama Sketsa,
atau jadi pembawa acara talkshow yang programnya dipuja-puja...
Asal bukan joget kucek-jemur di pagi hari aja.
2 komentar:
10 August 2013 at 12:54
Permalink this comment
Kasihan, calon antek-antek CT :v
13 August 2013 at 13:28
Permalink this comment
daripada antek gorgom bro!