x

Hm, hari tua versi saya?

Jika dihadapi pertanyaan tersebut, niscaya jawaban saya bakal sesederhana ini. Duduk di kafe, diskusi santai bersama junior dan klien, sembari menunjukkan rancangan rumah yang sudah difiksasi, siap dibangun, dan masuk dalam situs kurator Archdaily. Ya. Menjadi pemimpin suatu biro arsitek terkemuka adalah satu dari sekian gambaran saya mengenai kesuksesan, di mana materi, properti, dan penghasilan besar pada saat itu bakal menjadi lumrah dan merupakan hal yang wajar.



Tidak ada akhir yang bagus tanpa kerja keras.
Great victory likes preparation, katanya. Untuk bisa mencapai di posisi demikian rupa tidak cukup hanya mengandalkan keberuntungan, meminta wangsit, apalagi sekadar berangan-angan. Saya pun berkeyakinan, diperlukan kerja keras, usaha yang lebih, ribuan cangkir kopi, bahkan harus rela merasakan kegagalan berkali-kali agar bisa merasakan akhir cerita yang berujung bahagia nantinya.

Maka dari itu, menyusun strategi yang dipersiapkan khusus demi menghadapi hari tua nampaknya menjadi relevan sekaligus menjadi tuntutan tersendiri di zaman sekarang. Layaknya perang, sudah pasti berbagai strategi yang telah direncanakan harus dilakukan sejak jauh-jauh hari, seperti menjaga fisik dari pola makan dan gaya hidup sehat, investasi ilmu dengan mengikuti jenjang pendidikan, hingga menyiapkan investasi masa depan dalam bentuk dana pensiun.

Untuk memfasilitasi masyarakat yang menginginkan hari tua yang lebih terencana, Bank BNI membuat layanan khusus yang telah diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT BNI sejak tahun 1994, yakni program BNI Simponi. Dengan setoran awal Rp250.000,00 dan iuran minimum Rp50.000,00, kita dan keluarga dapat menikmati hasil kerja keras berupa dana bulanan setelah masa pensiun tiba nantinya. Selain itu, tidak perlu menjadi pelaku bisnis atau pegawai kantoran terlebih dahulu untuk  bisa menjadi peserta. Karena, siapapun bisa bergabung dalam program ini, baik mereka yang berprofesi sebagai jurnalis, arsitek, pedagang, petani, bahkan bagi yang masih menjadi mahasiswa.

Saya yakin, setiap orang memiliki konsep ongkang-ongkang kaki versinya sendiri, kondisi idaman yang dialami di hari tua setelah melalui perjalanan jatuh bangunnya kehidupan. Jadi, buah seperti apa yang Anda ingin tuai saat senja di masa depan?


info lebih lanjut, kunjungi situs http://bit.ly/BNI_Simponi

Photo

13/05/2014

di 13:13


Label:
,
,

6 komentar:

said...

rencana pensiun biar bisa "ongkang ongkang kaki" mengurangi beban pikiran dimasa mendatang :D

18 May 2014 at 03:06
Permalink this comment

said...

Kesehatan itu investasi masa depan ya. Design rumahnya bagus ya, makin modern aja designya.

Komen balik ya kak di http://wahyuyuwono.wordpress.com/2014/05/03/aku-muda-dan-gak-takut-pensiun/

said...

@Dini Triyama: Yes. Bersusah-susah dahulu, nimang cucu sambil bagi warisan kemudian :p

@Wahyu Yuwono: Makanya, kan victory likes preparation! Selain menjaga kesehatan, nabung juga dari sekarang! :))
baiklahh

said...

@Dini Triyama: Yes. Bersusah-susah dahulu, nimang cucu sambil bagi warisan kemudian :p

@Wahyu Yuwono: Makanya, kan victory likes preparation! Selain menjaga kesehatan, nabung juga dari sekarang! :))
baiklahh

25 May 2014 at 08:59
Permalink this comment

said...

Sebetulnya program pensiun itu menarik. Bayangin aja klo abis kita kerja ngumpulin duit, terus tiba-2 duitnya abis gitu aja karena keasikan foya-foya kan sedih gitu :")

25 May 2014 at 09:04
Permalink this comment

said...

Masa depan mmg harus direncanakan dari sekarang sob! Bakal keren kalo di masa tua kita juga bermanfaat buat sesama kita :)

@rizkidwika

fatwa halal

fatwa halal

Universitas Indonesia


jama'ah