x

The Mess Runner 3: Sendiri di HCMC
Diposkan oleh rizkidwika

Ketinggalan Part1 dan Part2? Baca ceritanya di sini dulu!

21.00
Setelah ditinggal kekawan yang terbang ke Hanoi buat memuaskan hasratnya ke Halong Bay, gue menggelepar sendirian di Saigon Backpacker Hostel bersama David si bule Amerika, tentunya dalam ranjang yang berbeda. Selagi menggabut sambil rebahan, gue baru teringat kalo terakhir makan itu jam dua belas siang di Ganesh Indian Cuisine. Yha. Lapar melanda, saudara-saudara. Setelah mengumpulkan niat buat bergerak, akhirnya gue pun pergi ke Malaysian Street yang terkenal banyak makanan halalnya.


Nguyen An Ninh Street, atau yang dikenal dengan Malaysian Street adalah sebuah jalan yang berada persis di sebelah barat Ben Tanh Market, pasar oleh-oleh terbesar di Ho Chi Minh City. Dinamakan Malaysian Street soalnya di sana ada sekitar sepuluh rumah makan Melayu yang berlabel halal. Nggak cuma makanannya, para pemilik, penjual, dan pelayannya pun orang Malaysia yang udah lama tinggal di kota ini. Demi mengisi perut yang keroncongan, gue pun berjalan sendiri membelah keramaian Distrik 1 di Ho Chi Minh City. Buset! Banyak bener bule-bule blonde yang mengenakan kostum sesantai-santainya yang nongkrong di kafe pinggir jalan sembari menikmati live music di mana-mana! Jadi seger ini mata!

Setelah berjalan satu kilometer lebih—iya, segitu susahnya nyari yang jelas-jelas halal, akhirnya gue sampai juga di Malaysian Street. Bener aja, begitu gue sampe di sana gue langsung melihat jejeran kios berornamen bendera Malaysia di sepanjang jalan dengan plang tulisan Bahasa Melayu yang mudah dibaca. Nggak cuma restoran aja, di sepanjang jalan itu banyak pedagang kaki lima yang dagang starling—starbucks keliling, ftw!, penjual kaos, dan gantungan kunci Vietnam yang dijual dalam Ringgit, bahkan nawarinnya pake Bahasa Melayu kayak Ma'il temennye Upin-Ipin. 

Finally, ada juga tulisan yang nggak kriting dan suara orang yang bisa mudah dipahami… :”)



(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

22/04/2017

di 17:28


Label:

The Mess Runner 2: Saigon Luar Dalam
Diposkan oleh rizkidwika



08.00
Pagi yang nggak terlalu pagi
Saigon Backpacker Hostel, hari pertama.


Gue terbangun terbatuk-batuk di tengah deburan AC yang langsung terpapar ke muka. Terlepas gue emang lagi sakit, emang dasarnya norak kali ya… sekamar sama David si bule US dan bule Perancis satunya lagi memberikan pengalaman bangun tidur dengan menggigil-gigil yang amat nggak enak.
Untuk ngangetin badan, gue, Ochan, dan Gege pun beranjak ke lantai bawah untuk mengambil jatah sarapan berupa pisang gratis—sebanyak-banyaknya, segratis-gratisnya, kemudian pergi ke rooftop hostel buat menikmati pagi di Ho Chi Minh City dari ketinggian lantai lima.

Terkadang, ekspektasi nggak melulu sejalan dengan realita. Begitu kami menaiki satu per satu anak tangga—iya, tangga. Nggak ada lift. FYI, kamar kami di lantai empat. Sehari di Saigon Backpacker Hostel @ Cong Quynh membuat betis kami sikpek, gambaran mengenai rooftop yang mereka publikasikan di website-nya pun udah berubah bentuk. Cewa sih, tapi pemandangannya leh uga.




(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

17/03/2017

di 21:55


Label:

The Mess Runner 1: dari CGK ke SGN
Diposkan oleh rizkidwika

Aloha, Honolulu!

Setelah gue melewatkan waktu di bulan Februari tanpa suatu tulisan di blog karena ada target menulis lainnya yang sedang gue penuhi, kali ini gue bakal berbagi cerita mengenai perjalanan bodoh selama seminggu yang baru tanggal 1 kemarin dilakukan sama Gamaliel-Audrey-Cantika-nya Interior 2011 yang terakhir jejalan bareng pada saat Graduatrip dua tahun silam. Iya, dalam bentuk tulisan. Gue nggak berniat membuat vlog ala-ala manusia masa kini yang unfaeda dan tidak membuat masyarakat Indonesia menjadi rajin membaca.

Yha, setelah merayakan wisuda dengan jalan-jalan singkat ke Jawa bagian timur dan tengah, Gue, Gege, dan Ochan mengumpulkan tekad buat kembali meluangkan duit dan waktu di antara kerjaan, CAD, dan segala hal amit-amit yang menyertainya, untuk melakukan short escape bersama di tahun ini ke mancanegara. Gayung bersambut. Air Asia memberikan iming-iming surga dengan tiket murah yang disodorkannya pada akhir 2016 yang lalu. GAC pun tertarik buat berwisata ke negara ASEAN daratan. Dengan rate harga yang tersedia (sekitar 1.6 juta all-in dengan tiket pulang pergi dan tetek bengek airport tax-nya), pilihannya tinggal antara Bangkok atau Ho Chi Minh City. Sebagai golongan masyarakat sosial yang nggak kepengin nge-hype dengan liburan ke Bangkok kayak orang-orang, yaudah, kenapa nggak coba pilih Vietnam aja?











Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kami bertiga kumpul di T2 Bandara Soetta sejak jam setengah sebelas siang, tepat satu jam sebelum flight. Alih-alih masuk ke dalem dan boarding, kami malah leyeh-leyeh sambil membingungkan bakal beli apaan buat makan.


10.45
“E, jadi mau beli sesuatu buat di pesawat?”
“Beli donat aja apa? Ada Dunkin kan di T2?”
“Udah keyefsi aja yang deket”
“Oke yaudah, itu boleh deh buat maksi”
Gue dan Gege pun menuju ke gerai KFC di Terminal 2 Bandara Soetta terdekat. Begitu kelar ngantre dan memesan, gue melirik jam dan bergumam pada Gege.
“Gek, we need to go now, faster..”
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)


Photo

11/03/2017

di 17:00


Label:

Menjadi Fanboy Racers Indonesia
Diposkan oleh rizkidwika


Seperti yang udah diceritakan pada tulisan sebelumnya, di akhir tahun yang lalu gue tengah menggeluti program balapan keliling dunia ala-ala bernama The Amazing Race Asia season 5, acara teve di mana season 1-nya gue tonton waktu gue masih mengenyam pendidikan sekolah dasar. Setelah vakum agak lama, AXN sebagai penyelenggara pun mengadakan kembali season baru program tersebut dengan menggandeng sponsor yang kebanyakan dari Indonesia, sehingga shooting-nya pun mostly dilakukan di Indonesia.

Selama kurang lebih dua bulanan itu, gue menjadi fanboy The Amazing Race Asia season 5 dan mengikuti betapa sengit pergelutan dari 11 team dalam menaklukan setiap kota dan tantangan yang berbeda-beda. Hingga… tibalah saat di mana episode kampret itu tayang di layar kaca.

Di leg 9 alias babak semifinal yang berlangsung di Kabupaten Banyuwangi, tersisa empat tim dari tiga negara yang berjuang untuk rebutan tiket menuju hadiah US$ 100.000. Keempat tim itu adalah Yvone-Chloe dari Malaysia, Eric-Rona dan Maggie-Parul dari Filipina, serta dua srikandi badai asal Indonesia, Treasuri dan Louisa. Sebutan srikandi yang gue berikan pada mereka bukannya tanpa alasan. Di season itu, mereka benar-benar menjadi tim kuda hitam. Nih, bayangin aja. Dari sembilan episode, mereka berhasil meraih empat posisi pertama, sekali posisi kedua, dan dua kali posisi ketiga.










Kembali ke episode semifinal laknat tadi. Di leg 9 tersebut, Trez-Lou kena Yield dari Maggie-Parul sehingga mereka harus menunggu 15 menit sebelum mengerjakan tantangan. Selanjutnya, Eric dan Rona juga ngasih U-TURN ke Trez-Lou sehingga mereka harus mengerjakan dua detour sekaligus. Iya, di semifinal itu, Trez dan Louisa dizalimi oleh permufakatan jahat dua tim Pilipinas yang sedari awal memang takut sama team asal Indonesia, negara yang sama sekali belum pernah memenangkan The Amazing Race Asia.

Hasilnya ketebak. Trez-Lou tereliminasi tepat satu episode sebelum masuk babak final.



Mengheningkan cipta... mulai....
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

10/01/2017

di 18:18


Jama'aaaaaah.
OOO jamaaaaa'ah.
Alhamdu? lillah!

Sudah lama sekali gue tidak meninggalkan jejak tulisan di tempat ini. Padahal, banyak sekali unek-unek yang ingin gue sampaikan mengenai berbagai isu terkini yang momentumnya udah terlewatkan. Polemik awkarin, yanglek, perseteruan Mario Teguh dan Kiswinar yang kini memasuki babak baru, Pilgub DKI, hingga gossip remeh temeh dari akun lambeturah. Karena nggak sempet meluangkan waktu untuk nulis panjang, alhasil topik-topik terbaru seperti tadi biasanya cuma gue komentarin melalui Twitter setiap harinya.

Iye, 2016 gue masih ngetwit.
Kenapa? Takjub?

Pertama, sesungguhnya Twitter masih menyenangkan karena kini udah nggak ada kamu lagi tempatnya lebih sepi dan golongan penggunanya udah mulai tersaring, sehingga yang tersisa di sana tinggal yang berusia lebih matang aja.
Dua, karena media sosial lainnya saat ini mulai terasa menyebalkan. Bukan, bukan. Bukan karena negara api menyerang. Media sosial lain menjadi menyebalkan karena terlalu banyak akun goblok dan pengikutnya yang senang sekali menebar kebencian dan berita bohong tanpa melakukan konfirmasi, lantas menyebarkannya hanya dengan iming-iming "katakan aamiin supaya bisa pergi haji” tanpa perlu nabung dan nunggu kuota, atau 1 like = 1 tiket masuk surga.

Pathetic, tapi itulah gambaran netizen Indonesia.
Bukti nyata bahwa memberantas kebodohan bangsa masih menjadi PR kita bersama.

Nggak, nggak. Meski sebel, gue nggak bakal bahas soal kehebohan masyarakat belakangan ini yang topiknya terlalu membosankan buat ditulis di blog nista ini. Gue lebih tertarik mengambil topik tentang apa-apa saja yang mengganjal di otak untuk diceritakan sekaligus berbagi cerita tentang apa yang sedang gue geluti saat ini.














(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

27/11/2016

di 17:17


Ada yang spesial dari ajang Grand Final Stand Up Comedy Academy (SUCA) 2 yang ditayangin pada bulan Agustus kemarin. Coba, bayangin aja. Dari tiga grand finalis yang berhasil mengalahkan puluhan komika lainnya di season kedua, dua posisi grand finalis diisi sama kaum hawa, satu kursi lebih banyak ketimbang tiga besar SUCA 1 di tahun sebelumnya.

Kedua grand finalis tersebut adalah Arafah dan Aci Resti.

JENGJENGJENGJENG!





(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)



Photo

15/10/2016

di 18:36


Label:
,

Ada Apa dengan Bekasi?
Diposkan oleh rizkidwika

Izinkan gue mengawali postingan perdana di tahun 2016 ini dengan tebak-tebak buah manggis.
Dari sedikit potongan jempol berikut, dapatkah kalian menebak kira-kira lambang apakah ini?
















RCTI oke? Anda Salah!
Apa? SCTV ngetop? Tetot! Belum benar!
Gimana, nyerah?
Oke, gue kasih tahu jawabannya. Tapi… janji. Jangan kaget ya.






























Ini adalah logo hari jadi suatu kota di pinggir DKI bernama… Bekasi.
Official, btw.
Iya, ini adalah logo resmi.

Jadi, tepat sebulan kemarin, Bekasi menginjak usia barunya yang ke-19 tahun. Setelah dua tahun yang lalu Bekasi jadi bahan cela-celaan di media sosial, bukannya melakukan pembenahan besar-besaran terhadap citra kotanya, Bekasi nampaknya malah asyik menikmati suramnya gerhana abadi dengan mengeluarkan logo peringatan hari jadi yang sangat sederhana itu —bahasa halusnya dari kata jelek, kalo sang owner nggak pengin logonya disebut gitu.

Gimana nggak. Di saat teknologi canggih udah mengambil banyak porsi dalam kehidupan umat manusia, India dan NASA lagi memulai kerja sama program manusia pertama yang menginjakkan kaki di Planet Mars, hingga pedagang tahu bulat yang mars-nya kini menjamur ke seluruh pelosok negeri, alih-alih merangkul komunitas desain, konsultan brand, atau membuat sayembara logo yang lebih semarak dan representatif, pemkot kita memilih menggunakan salah satu clip art dari Windows 98. Luar biasa memalukannya.

Exit Tol Legendaris Bekasi Barat, pertemuan 4 mal, 2 hotel, dan 1 apartment di satu perempatan. Kadang, waktu tempuh Pancoran-Bekasi lebih cepat ketimbang harus antre keluar di tol ini. 


Sebagian orang mungkin bakal menganggap apalah arti sebuah lambang. Tapi menurut gue, keindahan desain mahakarya logo HUT Kota Bekasi ke-19 ini harusnya jadi semacam cambuk buat kita untuk melakukan tepok jidat secara berjamaah supaya sadar kalo kota sedang mengalami masa kedaluarsa--mengutip perkataan dari Dian Sastrowardoyo: Basi! 

Bekasi hari ini sudah out of date,

ketinggalan jauh buat ukuran kota di zamannya.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

10/04/2016

di 13:17


Kayfa Haluk Yaa Akhi Yaa Ukhti
Diposkan oleh rizkidwika

Setelah sekian lama tidak menyapa sanak saudara di buku diari digital ini… akhirnya…
KAYFA HALUK!!! Apa kabar semuanya?!

Ya, setelah postingan beberapa bulan lalu berjudul Makhluk Tuhan Paling Skripsi yang nggak ada kelanjutan jilid duanya, akhirnya gue menyempatkan untuk kembali menggoreskan jemari pada situs nista ini. Ah iya, tulisan ini ditujukan bagi seluruh manusia gabut di alam semesta yang katanya sering khilaf membaca kisah gue, sembari mengklarifikasi kabar simpang siur mengenai gue yang beredar di luar sana:

“Eh, sekarang Dwika gawe di mana sih?”
Si-A “Udah di biro arsitek bukannya?”
Si-B “Eh nggak, bukannya dia lagi jadi juragan bantal?”
Si-C “Nggak tahu, kalo update di Path jalan-jalan mulu perasaan hidupnya”
Si-D “Lah, terakhir gue denger katanya udah jadi simpenan janda kaya!”
Si-E “Sotil! Orang gue lihat dia berhijab sembari menengadahkan tangan bernyanyi (((InsyaAllah…InysaAllah…InsyaAllah ada solusinya))) setiap pagi di acara Mamah dan Aa!”

Sebelum berimajinasi lebih jauh, melalui tulisan ini gue mau sedikit berbagi cerita sekaligus menjelaskan bahwa kondisi gue saat ini masih hidup dan sehat walafiat. 
Bukan, bukan. Nggak sekadar sehat.

Gue lagi berada di titik yang paling bahagia.





(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

10/10/2015

di 18:36


Makhluk Tuhan Paling Skripsi (1)
Diposkan oleh rizkidwika

Perhatian.
Untuk penghayatan, silakan setel intro Makhluk Tuhan Paling Seksi.
Demi keselamatan, dimohon tidak membayangkan gue mendesah
Aw, aw, ah, ah, ah. Aw, aw, aw, ih, ih, ih”.
Sekali lagi, jangan lakukan.
Demi kemaslahatan umat manusia.



Satu hari kita berpisah, satu hari pula usia kita bertambah1.
Terhitung sejak kita berpisah dari tulisan terakhir tentang Peringatan Konferensi Asia Afrika 2015 di bulan April2, gue nggak pernah sama sekali menyentuh situs dewasa ini. Ya, selain karena jadwal promo album yang cukup padat, rutinitas berdakwah di media sosial, hingga target gue menyelesaikan program OROJ –One Rokaah One Juz. Trims, gue juga sedang menghabiskan waktu sebulan belakangan buat aktivitas menulis, tapi bukan menulis di blog.
Gue sedang asyik menulis di tempat yang lain.

Alih-alih mengerjakan pilot project soalkenangan-masa-lalu-yang-belum-diedit-karena-gue-mager-nggak-sempet-rombak-materi-padahal-harusnya-bisa-aja-terbit-terus-promo-buku-ongkang-ongkang-kaki3, sebulan kemarin gue terlalu sibuk menambah tiga kilogram karena harus membuat tulisan tentang pengalaman nyicip-nyicipin ayam buat ng-endorse sponsor di AnakUI4. Nggak cuma itu aja, waktu sebulan belakangan juga gue didedikasikan khusus mengerjakan skripsi.
Ya. Akhirnya gue sedang menulis skripsi.


Matamu Se'si. Itu Terbu'ti.
Yang Paling Se'si.
Se'si Konsumsi.




Sebetulnya, jurusan gue memberi kesempatan yang lebar bagi anak-anaknya memilih antara Tugas Akhir atau Skripsi. Namun, karena gue mendapatkan sebuah hidayah yang dikirimkan ketika mendengar Chelsea Islan berkata “Sayangi Dirimu” di sebuah iklan produk perawatan wajah5, gue langsung mengurungkan niat untuk mengambil TA dan memilih jalan yang satunya lagi.

(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

31/05/2015

di 08:29


Pembukaan Solidarity Day AAC 2015
Diposkan oleh rizkidwika

Lagi-lagi, gue harus melancong ke Bandung. Selain gara-gara tema skripsi yang mengharuskan gue ke sana untuk melakukan survei lapangan, kali ini gue berniat untuk menghadiri perhelatan internasional sepuluh tahunan yang kembali di gelar di kota ini. Yes, apalagi kalau bukan Peringatan Konferensi Asia Afrika. Nggak cuma datang dan bawa badan, gue kemudian tergugah untuk mendaftarkan diri sebagai volunteer acara tersebut dan gue pun tergabung dalam ratusan relawan Informasi Dunia Maya alias Relawan India.  

Dengan tema Solidaritas bangsa Asia dan Afrika, peringatan enam puluh tahun konferensi ini diselenggarakan secara besar di dua kota, yakni Jakarta dan Bandung. Nah, setidaknya ada enam puluh event yang diselenggarakan, salah satunya Solidarity Day yang lagi diadain di Kompleks Taman Pasupati Bandung (Taman Jomblo, Taman Skate, dan Taman Film).

Doodling Cepat Superabal: Solidaritas Asia Afrika!

Dalam acara bertajuk A Tribute to Sukarno and Nelson Mandela ini, tiang-tiang sepanjang jembatan pun disulap menjadi pink menyala lengkap dengan berbagai mural yang menggambarkan semangat tokoh-tokoh perjuangan di dua benua. Keren banget pokoknya. Nggak cuma itu, selain menikmati mural, di sepanjang acara pengunjung juga bisa menikmati berbagai food truck yang hits dari Kota Bandung, stand berbagai komunitas, musik, screening film, serta rencananya doa bersama.

Pembukaan acara dipusatkan pada area Taman Film, dengan menonton cuplikan sejarah Konferensi Asia Afrika 1955 dan film pendek garapan komunitas-komunitas film di Kota Bandung, dilanjut dengan hiburan dari Kang Ganjar yang menyanyikan lagu Solidaritas serta penampilan kejutan dari Raef, penyanyi asal Washington DC. Pembukaan semakin meriah ketika rombongan wali kota datang dan berbagi kesenangan dengan warga-warganya. Dalam memberikan sambutan, Kang Emil dan Teh Lia tak segan berkelakar dengan semua pengunjung yang datang, mulai dari mengadakan kuis dadakan, membagikan hadiah kepada anak kecil dan pengunjung yang hadir, bahkan menyanyikan beberapa lagu seperti Manuk Dadali, Halo-halo Bandung, juga Ibu Kita Kartini.


Dudukan Taman Jomblo yang Disulap jadi Stand Komunitas
Denger Musik, Joget-joget di Taman Skate. Cuteness Overload!!!
Kondisi Pilar-pilar yang Dimuralin Warna-warni. GMZ!
Screening Film Sembari Bercengkerama
Sketsa Setengah Jadi. Yaudahlahya, Distorsi Banyak Nggak Apa-apa
Tuan Rumah: Idola-able Abad 21, Ridwan Kamil.

“Bandung itu berita baik. Bandung terbuat dari kebahagiaan. Kita harus memperlakukan Bandung seperti ibu kita sendiri. Harus kita sayangi, harus kita muliakan, jangan kita tambahkan beban. Ketika ada masalah, kita beri solusi. Ketika ada masalah, kita mendoakan.”

– Ridwan Kamil, wali kota kekinian pecinta batu akik.

Terlalu banyak rasa merinding dan mbrebes mili yang gue alami saat menyaksikan pembukaan tadi. Selain karena punya pemimpin yang dicintai karena mementingkan kenyamanan hidup setiap warganya, Kota Bandung juga memiliki semangat kolaborasi yang sangat besar. Bandung punya masyarakat yang mau bergerak. Warganya mau turun tangan, bukan sekadar urun angan. Sebagai volunteer yang berasal dari luar planet alias Bekasi, Jujur, gue merasa sangat iri terhadap kota ini.


Ayo, masih ada tiga jam lagi menuju puncak acara malam nanti! Buat kamu yang sedang ada di seputaran Dago atau Kota Bandung, mari merapat ke acara Solidarity Day ‘A Tribute to Sukarno and Nelson Mandela’ di kolong Jembatan Pasupati. Buat yang belum bisa hadir, tenang. Masih ada serangkaian acara menyenangkan di Kota Bandung hingga hari Minggu ini yang bisa kamu ikuti dan jadilah salah satu bagian dari keceriaan masyarakat Asia-Afrika!

Photo

21/04/2015

di 19:00


Pusing Pala Barbie
Diposkan oleh rizkidwika

PUSING PALA BERBI-PALA BERBI (No Treble)
PUSING PALA BERBI-PALA BERBI (No Treble)
PUSING PALA BERBI-PALA BERBI (No Treble)
PUSING PALA BERBI-PALA BERBI (No Treble)

Penggalan lagu keluarga Bahar yang semena-mena menggabungkan lagu All About That Bass dengan kearifan lokal musik dangdut dorong mengawali tulisan pertama gue di bulan Maret ini. Kenapa harus memilih lagu ini? Alasannya sederhana. Belakangan, gue sering banget merasakannnya. Literally sakit kepala.

Jumat pagi kemarin, gue harus bangun setengah enam buat ngejar commuter line jam 6.20 supaya bisa sampe di kampus dan ngasdos studio jam delapan. Sementara itu, gue baru kelar nge-draft Bab 1 dan Bab 2 jam setengah tiga. Jadilah gue terbangun dengan kepala bagian tengah kepala serasa diremas-remas dari dalam. Sakitnya bukan main, sampe uring-uringan.

Perhatian: gambarnya dapet di Google, bukan koleksi pribadi. Trims.


Semenjak semester enam, migrain terutama di sebelah kanan menjadi salah satu hal yang gue alami meski sesekali. Gara-gara kebanyakan mikir studio sih kayaknya. Tapi dalam bulan ini, intensitas sakit kepala sebelah gue semakin hebat. Baru jam satu pagi aja, denyutan di kepala aja udah luar biasa. Gue pun belum menyempatkan diri untuk melakukan check up. Mau ambil rujukan, harus bolos ngampus. Mau ke PKM kampus, ntar dibentak ibu-ibu gendut si petugas galak.  Pas lagi jalan pulang di kereta… eh… nemu kabar Olga Syahputra meninggal gara-gara peradangan di selaput otaknya …….Gimana nggak nambah parno coba.
Yaudahlah ya, camil panadol merah dulu aja.

Setidaknya, ada beberapa hal yang membuat gue sering kerja lembur di bulan Maret yang cukup menyebalkan ini. Yang pertama, skripsi. Nggak ding, sejauh ini lancar-lancar aja tuh. Selain ngasdos studio dan jatuh bangun belajar Bahasa Jepang, waktu gue belakangan dihabiskan buat ngerjain karya tulis dalam rangka……...seleksi mapres utama.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

***

Photo

28/03/2015

di 17:17


Mamah, Curhat Dong
Diposkan oleh rizkidwika

camera, standby.
lighting, standby.
musik gambus, in.
hentakan rebana, in.
INSYA ALLAH… INSYA ALLAH…
INSYA ALLAH… ADA SOLUSINYA…
(((menengadahkan tangan)))
INSYA ALLAH… INSYA ALLAH…
ALLAH BERI JALAN…
(((bergoyang ke kiri dan kanan)))






Apa kabar sadayana, sehat?
Alhamdulillah. Udah boleh curhat?

Gue tahu, pasti bulan kemarin kalian merasa kesel ya, karena mendadak di media sosialnya banyak yang nge-share berbagai tulisan yang tidak berbobot, picisan, dan tidak menggambarkan citra mahasiswa kampus perjuangan yang identik dengan pemikir keras, agen perubahan, dan hobi turun ke jalan...depan Margo City cari diskonan alibinya belanja bulanan. Jadi begini. Sebulan belakangan, gue sedang mencoba melebarkan jangkauan pembaca gue ke tahapan yang lebih luas yakni civitas kampus gue sendiri melalui… AnakUI.com.

Desember kemarin, ceritanya gue mencoba melamar jadi pengisi konten di situs citizen journalism tersebut. Berbekal tulisan perdana mengenai ulasan makanan di Kantek, gue pun diterima bersama dengan temen-temen lainnya sebagai kontributor tetap di sana. Mungkin Bang Ilman sang founder sedang hilap.
Ya, mungkin beliau sedang hilap.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

28/02/2015

di 13:42


Label:

Olla Ramalan 2015
Diposkan oleh rizkidwika

Penerawangan ini adalah prediksi serius.
Nggak usah ketawa, karena nggak ada yang ngajak kamu becanda. 
Selamat hari ke 11 di 2015, good people! Gimana resolusi dietnya?
Apa? Kebablasan?
Duh Gusti, sing sabar yha!

Sebelumnya, izinkan gue curhat dulu sebentar. Oke, sesungguhnya gue masih sangat antusias begitu tau tulisan gue mengenai Grafik IPK di AnakUI.com nembus 10.000 pembaca dalam waktu 24 jam kurang, bahkan hingga hari ini udah ada setidaknya 19.500 orang yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang setelah membuka postingan laknat tersebut. Ibaratnya tuh semacam Tia AFI saat dibacakan pengumuman hasil malam grand final sama Adi Nugroho. Yha, langsung kepengin menari Menuju Puncak rasa-rasanya.

Oke, tak perlu banyak cingcong lagi, sama seperti pada tahun sebelumnya –sekaligus menyambut kelahiran anak pertama Olla Ramlan yang tinggal menghitung hari, mengawali 2015, gue bakal kembali membuat penerawangan nasib buat setahun ke depan yang gue dapatkan dari sebuah wangsit di siang bolong begitu menonton talkshow baru yang dibawakan oleh Duo Pedang idaman janda-janda Indonesia masa kini berdasarkan dua belas zodiak yang telah disepakati, yang terangkum dalam Olla Ramalan 2015.
Here we go again!!!






(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Photo

11/01/2015

di 11:15


14 Lagu Paling 2014
Diposkan oleh rizkidwika

[PETUNJUK MEMBACA]
kata cetak miring harus dibaca dengan aksen Boy William
/tanda jeda/ harus dilafalkan, ditekan, dan dieja kata per kata
‘angka’ (mis:2014) harus dibaca in English (tutawzen-en-fotin)
tanda begini ~~~ harus diselingi dengan rap

Yo Dawg, watsup!
Nggak terasa, dua hari lagi kita akan menutup tahun 2014, tahun yang menurut gue pribadi memberikan banyak sekali turbulensi naik-turun, atas-bawah, tak jarang sesekali jatuh-bangun. Nah, untuk menutup tahun yang super moody, kali ini gue mencoba untuk membuat kaleidoskop berupa daftar lagu yang berisi empat belas lagu yang paling sering didengar, dinyanyikan, maupun atas dasar subjektivitas gue sendiri sangat menggambarkan tahun 2014. So please check this list awt and this is Empat/ Belas/ Lagu/ Paling/ 2014/ versi/ Boy/ Williyem!!!
~~~


1. LOOMPOOHKANLAH INGATANKU
Di awal tahun, Momo dan teman sepermainannya yang tergabung dalam Geisha kembali mengguncangkan radio tanah air dengan hits barunya yang menceritakan perempuan yang patah hati dan susah move on berjudul Lumpuhkanlah Ingatanku. Seperti yang pernah Boy bahas secara panjang kali lebar, lagu ini berhasil membuat ubun-ubun Boy nyaris lepas selama sebulan karena tekanan tensi yang meninggi begitu mendengar suara lirih seorang perempuan yang berkata “Jangan sembunyi….”




2. ALL OF ME
Beralih ke lagu menye-menye Amerika, di triwulan yang sama dengan Geisha, lagunya John Legend ini juga menempati peringkat teratas di chart berbagai belahan bumi, setidaknya chart di NAV Margo City. Di awal kemunculannya, hampir seluruh mahasiswa yang sedang karaoke pasti menyanyikan lagu kepalaku-berendam-tapi-bisa-napas ini secara berjamaah dengan teman-temannya. Ngaku!
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

30/12/2014

di 13:30


Label:

Realitas Semester Atas
Diposkan oleh rizkidwika


[mohon baca tulisan berikut sembari mendengarkan lagu Wo Ming Pai]
Siapa tahu kalian sudah pada lupa. Halo, nama saya Adam Levine! Hobi saya menyanyi di atas penderitaan orang lain! 17TH years old, Bekasi!!!

Baik. Tanpa terasa, ternyata gue udah empat bulan lebih nggak meng-update kandang nista ini. Selama empat bulan itu pun gue ketinggalan banyak momentum untuk bisa dituliskan di sini, mulai dari perhelatan akbar Raffi Ahmad-Nagita Slavina, om-om india yang jauh-jauh datang untuk mencari kekasihnya di teve swasta, Dian Sastro yang ketemuan lagi sama Rangga, hingga Pasar Seni ITB yang mengecewakannya luar biasa. Semua karena rutinitas studio.
Ya, semua karena rutinitas studio.

Jadi, sepanjang 2014 ini, kehidupan gue lebih banyak dihabiskan di lantai enam sebuah gedung di fakultas gue, menjadi saksi hidup melihat tujuh kali sunrise dan puluhan sunset di kampus sendiri dari ketinggian. Padahal, semester ini gue cuma ngambil 16 SKS doang. Tapi, bobot ini langsung terasa 61 SKS begitu ada mata kuliah 10 SKS bernama Perancangan Arsitektur Interior 5. JENGJENGGG!!! KSATRIA BATANG HITAM!!!

#UCINGALAALIANA


Setelah dua setengah tahun ke belakang gue melewati seluruh studio perancangan, kali ini gue melakukan tugas adaptive reuse, yaitu memanfaatkan ulang bangunan bersejarah yang statusnya menjadi cagar budaya/ konservasi di Kota Jakarta. Dengan analisis site terpilih Rumah Jengki, perumahan rakyat yang dulunya hits banget di Kebayoran Baru era 1950-an, singkat cerita...
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)


Photo

08/12/2014

di 18:35


Label:


Tulisan ini ditujukan bagi kalian yang masih bingung menentukan pilihannya.
Gue bukan siapa-siapa. Gue bukanlah anak FISIP, Hukum, apalagi FE yang topiknya menjadi isu utama dalam pertarungan capres-cawapres hingga lima kali di teve nasional. Gue cuma mahasiswa arsitektur interior, bidang yang sama sekali nggak seksi buat diperdebatkan –coba, emangnya ada yang sudi bayangin capres kita memperjuangkan keadilan harga properti yang naik mulu setiap Senin?-



Oh iya, satu lagi. Gue adalah blogger dan mahasiswa biasa, yang paling banter cuma gabung tiga tahun di majalah sekolah plus dua tahun di pers kampus serta nggak pernah terlibat demonstrasi. Jadi, mohon tulisan ini jangan terlalu diambil emosi.

***

Photo

04/07/2014

di 11:17


Label:

Hari ini saya memang sedang gerak cepat. Di lonely-birthday-trip-yang-tertunda ini, ceritanya saya bakal bepergian ke Trowulan-Mojokerto, ibu kota Majapahit yang masuk ke dalam salah satu destinasi yang saya nantikan setahun belakangan.

Wringin Lawang, Gerbang Masuk Ibu Kota Majapahit

Jam 3.20 pagi, kereta Tumapel yang saya dan penglaju lainnya tumpangi mulai meninggalkan Stasiun Besar Malang. Saya pun duduk di gerbong satu, memilih tempat di pinggir jendela supaya bisa bersandar sambil mengisi baterai yang sudah berkurang.

Okupasi kereta yang saya naiki tidak terlalu padat. Kereta baru mulai terasa penuh ketika berhenti di stasiun Blimbing dan Singosari. Ya, kereta lokal seperti Tumapel dan Penataran adalah pilihan andalan bagi wisatawan, pedagang, maupun penduduk setempat yang harus melakukan commuting Surabaya—Malang setiap harinya. Selain terbebas dari kemacetan jalan raya, dengan naik kereta lokal, kita bisa melanjutkan tidur nyenyak sambil menempuh jarak ratusan kilometer hanya dengan kocek empat hingga lima ribu rupiah saja.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

30/06/2014

di 02:17


Label:


Ehm. Hi there.
IYESSSSSSSSSS----SEMESTER-ENAM-YANG-LELAH-HAMPIR-HABIS-DAYAKU-MEMBUKTIKAN-PADAMU-EH-BERDIRI-MAK-BULU-ROMAKU-TERKURAS-HABIS-ISI-DOMPETKU-MALAIKAT JUGA TAHU TELAH SELESAI! TAHUN TERAKHIR SEBAGAI MAHASISWA SEGERA DATANG! WOHOOOO!

Yoi, sob. Studio Perancangan 4 dan segala macam matkupil markipul yang bebannya nggak kalah dengan perguruan shaolin telah berlalu. Lewat postingan ini, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan buat Tuhan yang Mahakuasa, orang tua, juga tak lupa kepada geng yang telah mengisi kesepian hidup saya sepanjang semester ini: Mz Denny Alyas-Mz Lontong-Mz Komeng-Mb Annabelle, serta “Tetangga Masa Gitu” Mb Enjel Mz Adi-Bee-Bastian. Panasonic Awards ini Nikita persembahkan buat kalian.

#TeamMasAdi

Singkat cerita, setelah menyelenggarakan pengajian, potong tumpeng, dan membuang kepala kerbau ke lautan, untuk merayakan keberhasilan gue dalam menyelesaikan semester ini, gue memutuskan buat melakukan backpacking sendirian ke suatu wilayah yang belum pernah gue jamah sebelumnya. Berbekal duit beasiswa yang udah cair, gue pun pergi ke indomaret untuk mencermati satu per satu nama kereta dan tujuannya, kemudian memesan tiket pergi pulang. Oke, gue bakal bepergian ke Jawa Timur, beli tiket berangkat jurusan Malang dan pulangnya dari Surabaya.

Ngapain? Gue juga nggak tau mau ngapa.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

***

Photo

22/06/2014

di 14:17


Label:

Hm, hari tua versi saya?

Jika dihadapi pertanyaan tersebut, niscaya jawaban saya bakal sesederhana ini. Duduk di kafe, diskusi santai bersama junior dan klien, sembari menunjukkan rancangan rumah yang sudah difiksasi, siap dibangun, dan masuk dalam situs kurator Archdaily. Ya. Menjadi pemimpin suatu biro arsitek terkemuka adalah satu dari sekian gambaran saya mengenai kesuksesan, di mana materi, properti, dan penghasilan besar pada saat itu bakal menjadi lumrah dan merupakan hal yang wajar.



Tidak ada akhir yang bagus tanpa kerja keras.
Great victory likes preparation, katanya. Untuk bisa mencapai di posisi demikian rupa tidak cukup hanya mengandalkan keberuntungan, meminta wangsit, apalagi sekadar berangan-angan. Saya pun berkeyakinan, diperlukan kerja keras, usaha yang lebih, ribuan cangkir kopi, bahkan harus rela merasakan kegagalan berkali-kali agar bisa merasakan akhir cerita yang berujung bahagia nantinya.

Maka dari itu, menyusun strategi yang dipersiapkan khusus demi menghadapi hari tua nampaknya menjadi relevan sekaligus menjadi tuntutan tersendiri di zaman sekarang. Layaknya perang, sudah pasti berbagai strategi yang telah direncanakan harus dilakukan sejak jauh-jauh hari, seperti menjaga fisik dari pola makan dan gaya hidup sehat, investasi ilmu dengan mengikuti jenjang pendidikan, hingga menyiapkan investasi masa depan dalam bentuk dana pensiun.

Untuk memfasilitasi masyarakat yang menginginkan hari tua yang lebih terencana, Bank BNI membuat layanan khusus yang telah diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT BNI sejak tahun 1994, yakni program BNI Simponi. Dengan setoran awal Rp250.000,00 dan iuran minimum Rp50.000,00, kita dan keluarga dapat menikmati hasil kerja keras berupa dana bulanan setelah masa pensiun tiba nantinya. Selain itu, tidak perlu menjadi pelaku bisnis atau pegawai kantoran terlebih dahulu untuk  bisa menjadi peserta. Karena, siapapun bisa bergabung dalam program ini, baik mereka yang berprofesi sebagai jurnalis, arsitek, pedagang, petani, bahkan bagi yang masih menjadi mahasiswa.

Saya yakin, setiap orang memiliki konsep ongkang-ongkang kaki versinya sendiri, kondisi idaman yang dialami di hari tua setelah melalui perjalanan jatuh bangunnya kehidupan. Jadi, buah seperti apa yang Anda ingin tuai saat senja di masa depan?


info lebih lanjut, kunjungi situs http://bit.ly/BNI_Simponi

Photo

13/05/2014

di 13:13


Label:
,
,

Pasang Badan, Buat Turun Tangan!
Diposkan oleh rizkidwika

Selamat berusia kepala dua, gengs!

Di pertengahan bulan April kemarin, alhamdulillah, gue telah memasuki paruh usia kepala dua. Selain libur long weekend yang di-provide oleh pemerintah menyambut paskah, sebenernya nggak ada yang terlalu spesial. Tapi, hari berikutnya, gue mendapat kejutan dari anak-anak Geng Sobatbumi Goes To Purwakarta yang rela datang jauh-jauh ke Summarecon Mall Bekasi. Setelah makan dan jalan-jalan di event Pasar Senggol bareng mereka, tiba-tiba, gue dikejutkan dengan kehadiran LaskarBego, empat orang bego yang kuliah di kampus big three yang udah dua tahun nggak kumpul bareng disebabkan jalan yang berbeda dengan garis takdir Tuhan. Terus gue kaget, tapi tenang aja, nggak sampe nganga-nganga kayak Miss Venezuela. Ya udah deh, berikut kolase fotonya.


All of me loves all of you, deh!


Oke. Di usia yang katanya semakin tua mature ini, gue bakal membahas perpolitikan Indonesia. Doain gue nggak langsung deactive account kayak mas-mas selebtwit bejat yang mem-publish tulisan dengan topik yang sama. Sip pemirsa.

Pemilu kemarin adalah kali pertama gue nyoblos. Meski nama gue terdaftar di TPS yang berada jauh dari Bekasi yakni di negeri antah berantah bernama Grogol, nggak membuat gue mengurangi antusiasme buat nyoblos kertas suara edisi perdana. Setelah menimbang, diskusi, dan kepoin visi-misi partai dan kandidat caleg lewat berbagai situs pemilih pemula yang tersedia, akhirnya pilihan gue pun jatuh kepada...  partai petahana.

Dafuq? Serius Dwik? Lu ga pernah nonton tipi? Anak muda macem paan lu? Kepincut parasnya Sutan Batugana?

Men. Menurut gue, bakal lebih ‘anak muda macem paan lu?’ kalo opini kalian tentang politik cuma berbasis setiran media massa dan pemiliknya doang.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

28/04/2014

di 16:11


Label:

@rizkidwika

fatwa halal

fatwa halal

Universitas Indonesia


jama'ah