x

Loompohkan Ingatanku
Diposkan oleh rizkidwika


Gue menyadari. Ternyata, beli domain dan meng-upgrade blog kamu ke (dot)com bukan berarti semangat buat nyampah di blog juga bakalan ikut meninggi. Ketahuilah, itu semua salah.
Buktinya, gue tahu ini masih Bulan Februari.
Dan... gue juga baru tahu kalo postingan gue baru dua sama ini.

Memasuki semester enam, waktu luang gue yang tersedia buat sekadar nulis-nulisan benar-benar abis. Meski baru berjalan dua mingguan, beban kuliah mahasiswa semester atas emang baru kerasa di waktu-waktu sekarang. Bangun pegal-pegal, berangkat ke studio EC, presentasi gagasan desain kelompok, dihabisin sama fasil hingga tak berkutik lagi, beli takoyaki, dapet nasehat dari Mbak Ega, survey lapangan lagi ke Stasiun Juanda, nyoba peruntungan ikut sayembara... intinya, dalam dua minggu ini banyak banget aktivitas yang kadung menyandera hidup gue termasuk dari ngadmin di dunia maya. Oh iya, intermezzo dikit: numpang pamer hasil renderan buat foto pengantar di postingan ini ya. Ha-ha-ha.




#PAMERUNITE


Seperti dikutip dari Angga dalam Album Sriwedari-nya Maliq n d'Essentials, untuk menyemangati cobaan yang sedang kita jalani, katanya sih, cobalah membuka mata buat melihat ke dunia di sekitar. Pas gue nyoba saran tersebut buat menghibur hati, gue pun tersadar kalo di dunia ini ada yang hidupnya lebih ngenes daripada gue atau siapapun di dunia. Iya. Namanya... Momo Geisha.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

23/02/2014

di 17:26


Label:


Saudara, ini adalah kelanjutan dari episode sebelumnya, Architectour: Melipir di Onrust dan Pulau Cipir (1)
“NGGGHHH” Abang-abang panggilan itu memanfaatkan kesempatannya yang pertama.
“BLEBEGBLEBEG” Gagal, saudara-saudara.
“NGGGGGGGGGGHH”
“BLEBEGBLEBEGBLEBEG” Mesin itu berdehem lagi. Nyinyir.
“HHHHHHHHHHHHHHHHHHH” Abang tadi berusaha semakin keras.
“TSAAAAAK” Apa yang terjadi saudara-saudara!!!
Ternyata, tali tuas motor buat starter mesin diesel itu putus.

"Kang, sepertinya...kita sudah tidak ada kecocokan lagi"

Abang-abang pemilik perahu justru malah ketawa terbahak-bahak. Bang, Abang nggak sedang bechanda kan, Bang? Aku nggak lagi dikerjain sama Supertrap, kan? Nasib rombongan ada di tangan orang-orang kayak mereka? Ini seriusan...?

Akhirnya, kedua pemilik perahu pun sepakat membuat kebijakan buat para awak penumpangnya. Berbekal tali tambang berdiameter besar, perahu gue yang putus talinya tadi langsung diderek dengan perahu motor lainnya.

Sepanjang jalan kenangan... Kita slalu bergandeng tangan~

Tuh. Perahu aja bisa gandengan. Masa kamu nggak?
Hih. Punchline basi. Madingnya udah mau terbit!

Photo

08/02/2014

di 17:30


Label:


Cicero, seorang filsuf yang hidup di masa romawi kuno pernah mengatakan “percuma men kalo elu libur semesterannye dua bulan, tapi dokem doang kaga jalan-jalan.” Nah, di tengah fenomena orang-orang yang meng-update tiap aktivitas liburan mereka di Bandung, Jogja, Bromo, dan tempat-tempat mainstream lainnya setiap gue membuka social media, gue memilih untuk mengawali semedi awal tahun dengan bepergian ke tempat yang dekat, murah, dan jarang di-review para pemburu one-day-trip di internet. Apalagi kalau bukan wisata ke Kepulauan Seribu. Lagi.

Yoi. Semenjak gue jalan-jalan random sendirian ke Pulau Untungjawa setahun yang lalu, obsesi gue untuk menaklukan Teluk Jakarta semakin besar. Ibarat Cornelis de Houtman, salah satu cita-cita gue adalah bisa memerawani gugus-gugus pulau yang ada di sana. Status kebosanan libur semesteran yang sudah membuncah pun melatarbelakangi gue memutuskan buat join bareng forumers dari Backpacker Indonesia yang kebetulan membuka lapak one-day-trip ke tiga situs arkeologis bersejarah: Pulau Kelor, Cipir, dan Onrust dengan biaya seratus ribu aja.

Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang~

Perlu diketahui, di zaman kolonial dulu, ketiga pulau ini sempat dijadikan asrama haji buat para jamaah pribumi yang mau berangkat ke tanah suci. Berhubung secara finansial (faktor iman sih...) gue belum mampu buat beneran pergi haji dan informasi wisata Kelor-Cipir-Onrust masih amat minim buat di-googling, maka, pada kesempatan kali ini gue akan membahas darmawisata abstrak yang dikemas secara cerdas, tajam, menghibur, dan membumi dalam episode...
Orang Ganteng Naik Haji.
#NowPlaying Opick-Labaik Allahuma Labbaik.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

31/01/2014

di 21:21


Label:

Indigo: The New Living Icon at Bekasi
Diposkan oleh rizkidwika

Dengan jumlah penduduk yang menembus angka 2,5 juta, Bekasi saat ini bukan lagi sekadar kota satelit yang bertugas menopang Jakarta saja. Daerah yang semula dipersiapkan sebagai back-up untuk menampung kelebihan beban yang ditanggung oleh ibu kota ini justru telah menjelma menjadi metropolitan baru yang berkembang dengan amat pesat. Daya tarik yang kuat serta letaknya yang menghubungkan koridor perekonomian Jakarta-Bandung pun membuat banyak orang tergugah memilih Bekasi sebagai lokasi bertempat tinggal sekaligus berinvestasi.

Sebagai anak Bekasi yang dari lahir sampai sekarang menempati kota ini, bisa dibilang, secara tidak langsung saya telah menjadi saksi bagaimana perkembangan properti yang terjadi selama ini. Yang saya amati, setidaknya ada dua permasalahan menyangkut kriteria hunian ideal di Kota Bekasi, yakni isu keterbatasan lahan serta faktor kenyamanan.  

Sejalan dengan pertambahan penduduk yang berlangsung cepat, permintaan akan tempat tinggal di kota ini juga semakin meningkat. Saat ini saja, ketersediaan lahan di Bekasi semakin berkurang disebabkan beralihnya peruntukan lahan kosong menjadi permukiman-permukiman baru yang dibuat dengan orientasi melebar alias napak tanah. Sayangnya, tingginya rasio kebutuhan hunian ini seringkali tidak diimbangi dengan apa yang ditawarkan oleh para pengembang. Di Bekasi sendiri, permukiman baru yang bermunculan kebanyakan hanya dirancang untuk memenuhi permintaan pasar saja, tanpa memerhatikan aspek liveable pada sebuah hunian. Akibatnya, faktor-faktor pendukung kenyamanan seperti fasilitas umum terlebih lagi ruang terbuka hijau sebagai sarana penghuni untuk saling berinteraksi pun seringkali tidak tersentuh, bahkan cenderung terabaikan.

Craving for Urban Dwelling?

Adalah Indigo, salah satu gagasan terbaru dari pengembang berpengalaman, Prioritas Land Indonesia yang hadir untuk menjawab segala persoalan akan kebutuhan tempat tinggal di kota ini. Apartemen yang dirancang ekslusif dengan 29 lantai ini memiliki jargon andalan yakni ICON, singkatan dari Ideal Location, Creative Design, Optimum Return, serta Nice&Easy payment.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

23/01/2014

di 13:08


Label:

Potong Tumpeng-Sembelih Kerbau
Diposkan oleh rizkidwika

"Mudah-mudahan peristiwa ini punya arti, punya makna, dan menjadi hadiah Tahun Baru 2014.” – Anas Urbandesain, diulang 8,543 kali, saat asyik tuker-tukeran kado unyu moment bareng presiden.


Hello fellas!
Ini adalah postingan ketiga gue di bulan Januari. Namanya juga awal tahun, semangat gue buat menulis sejauh ini untungnya masih tinggi, meski di tahun 2014 gue memutuskan buat nggak bergabung dengan organisasi tulis-menulis apa pun supaya bisa mendedikasikan waktu yang lebih banyak buat meramaikan blog ini secara independen, yang tahun lalu ngisinya setengah hati persis orang sedang anyeng-anyengan.

Ibarat Janeta Janet, bagi gue, 2013 adalah masa-masa pencarian identitas, di mana gue terus-terusan mengganti judul, layout, background, subpages, hingga mencari konten-konten alay yang bisa diselipkan demi memakmurkan ladang virtual ini, salah satunya menelurkan topik kontroversial #MASBRO yang menuai banyak penyesalan dari segenap pengunjung yang melihatnya. Ketahuilah, semua yang sedang gue lakukan ini semata-mata untuk mendukung sebuah wow-project yang semoga aja bakal beneran wow di tahun ini.
Minta bantuan doa tulus ikhlasnya. Dibantu-dibantu, ya.

Oke. Sesuai judulnya, kali ini gue akan berbagi kebahagiaan dengan sobat dahsyat sekalian sekaligus mengajak untuk banyak-banyak beristigfar. Soalnya, terhitung sejak Jumat keramat di tanggal 17 ini, situs dewasa gue resmi di-upgrade ke domain (dot)com. Mari beri tepuk tangan yang meriah.



UYEAH! WHOAH! KYAAAA!
MELODY!!! MELODY!!! BERPACU DALAM MELODY!!!
*beri-potongan-tumpeng-pertama-pada-dirimu*
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

17/01/2014

di 18:47


Label:

Olla Ramalan 2014
Diposkan oleh rizkidwika


Sebelumnya... Rizki Dwika bersama Teteh Maudy Ayunda mengucapkan: SELAMAT MENJALANKAN BAHTERA KEHIDUPAN SETAHUN YANG LEBIH BAIK LAGI, YA!

Oke. Bagi mayoritas penduduk dunia, tahun baru adalah peristiwa yang sayang kalo nggak dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan perubahan. Menjelang pergantian tahun pun, setiap orang berlomba-lomba melakukan pamer massal di setiap social media yang dimilikinya, entah dalam kedok muhasabah, harapan, ambisi, atau daftar rencana yang seringkali cuma berujung sebagai wacana. Semua itu bertujuan supaya dapat menjalankan setahun ke depan dengan penuh percaya diri dan semangat terbarukan. Katanya.

Faktanya, memasuki tahun politik yang diramaikan sama sosok ratu adil, ratu atut, hingga mustika ratu, masih banyak banget manusia yang kurang pede dalam memasuki 2014. Buktinya, hingga detik ini masih banyak banget orang yang bergantung pada ramalan peruntungan awal tahun sebagai guidelines bagi mereka sebelum menentukan pilihan.
Anyway, gue punya pengalaman random soal ramal-meramal.




Ceritanya, salah seorang junior angkatan 2013 di kampus gue memiliki kemampuan untuk membaca ...katakanlah nasib seseorang dari telapak tangannya. Suatu saat, maba jurusan gue ngadain acara pameran yang termasuk ke dalam rangkaian ospek. Nah, supaya senior pada tertarik dateng,  angkatan mereka memutuskan untuk menumbalkan junior cenayang ini dengan membuat sebuah stand ramal.

Pas hari-H, beneran, stand itu pun jadi rebutan. Karena nggak mau kalah hits sama temen-temen yang lain, gue pun ikutan ngantre sambil menyaksikan sendiri gimana raut wajah mereka berubah satu per satu setelah dibacakan penerawangannya.
Hingga tiba giliran gue...
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

03/01/2014

di 17:03


Label:

Kaleidoskop 2013
Diposkan oleh rizkidwika


Apa kabar, saudara? Sudah naik berapa kilogram?
Khusus di bulan ini, gue lagi semangat-semangatnya buat nulis. Lebih tepatnya, kejar setoran. Pertama, hingga tulisan sebelum ini, jumlah postingan gue dalam setahun di blog laknat ini hanya 18, which means angkanya jelek.

Bukan, bukan. Gue bukan tipikal manusia yang mengandalkan angka-angka tertentu bakal bawa hoki, cuma, gue emang terlanjur memiliki mindset awal kalo 16 dan 18 adalah angka yang nggak cantik, berbeda sama 17 atau 19. Soalnya, mereka itu nggak ganjil, kurang bulet, dan sebagainya gitu deh. Maka, melalui postingan ini, gue bakal berusaha menggenapinya.
Penting banget pake dibahas.

Kedua, gue lagi kejar setoran buat mencetak traffic blog yang baik. Pertama kali dalam sejarah, blog gue mencapai di atas 1.500 visitors dalam sebulan, lebih tepatnya waktu gue ikut blogging contest dan hadiahnya terpaksa diikhlasin gara-gara nggak ada respons lanjutan dari penyelenggaranya.
Namanya juga Dwika. Dwika-sih harapan doang.

Tapi, makin ke sini, nggak tahu karena alergi sama foto-foto “masbro” atau apa, popularitas situs dewasa ini turun secara perlahan. Maka, dengan bersusah payah, gue pun berusaha buat mendongkrak kembali jumlah pengunjungnya, apa pun itu. Salah satunya dengan rajin mengisi konten di halaman ini.
Gue jadi tahu bagaimana perasaan partainya Ruhut Sitompul sekarang seperti apa. Lah, lupakan.

Bapak Presiden, partai kita cemana Bapak Presiden!!!

Di penghujung 2012, seperti biasa gue melakukan corat-coret di atas logbook dengan judul cetak besar: “2013 MEMBAHANA”, yang berisi sekumpulan target dan pencapaian alay yang harus dicentang dalam setahun belakang. Nah, gara-gara keseringan nonton infotainment spesial akhir tahun yang berlomba-lomba mengulas fenomena di 2013 sekaligus resolusi para artis pengisi Pesbuker dan Yekaes, maka, di era globalisasi yang paling gaul ini, gue pun menjadi tergugah untuk melakukan hal serupa.
Ya, gue akan mereview 2013 dengan gaya gue sendiri.
*kemudian-sikap-lilin*

(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
***

Photo

29/12/2013

di 17:21


Label:
,

Architectour: Memancar di Gunung Pancar
Diposkan oleh rizkidwika


Halo.
Plis. Izinkan gue untuk berteriak sekali lagi.
ANJIRGUYSSSSSSEMESTERLIMAUDAHKELARWOYYYYYYYYGILASERIUSDEMIAPALOHHHTINGGALDESREPDOANGHAHDEMIAPAHAHDEMIAPAHHHHHHH?!

Yoman. Kali ini gue datang dengan sebuah kabar baik dan sebuah kabar buruk.
Kabar baiknya, setelah presentasi eksternal mata kuliah Desfur yang bikin kurang tidur kemarin telah dilalui dengan cantiknya yang lebih cantikan kamu itu, secara resmi semester lima para interiorita telah selesai. Eh, tinggal menyisakan sebuah desrep atau design report yang harus dikumpulkan hari Selasa aja maksudnya.
Kabar buruknya, rekor gue yang belum bleeding di semester ini pun pecah gara-gara desain furnitur. Bukan dengan cutter. Lebih parah. Gue dizalimi oleh gunting kawat. Menyedihkan.

Oke. Pada postingan kali ini, lagi-lagi gue bakal men-share catatan perjalanan yang baru aja dilakukan awal Desember kemarin.
Di tahun ketiga yang hectic, gue menyempatkan untuk pergi jauh-jauh dari Depok selama akhir pekan, bahkan hingga dua kali. Pertama, menghadiri TKIMAI di Solo, kedua, Gathering Sobatbumi Pertamina Foundation Scholarship angkatan 3 di Gunung Pancar.

Iya. Di awal semester lima ini, gue mendapatkan kabar baik bahwa gue terpilih menjadi satu dari sepuluh orang penerima beasiswa Sobat Bumi PFS 3 dari UI. Nah, di awal Desember, Pertamina Foundation pun mengadakan gathering akbar yang mengundang seluruh penerima beasiswa se-Indonesia. Iya buat hepi-hepi bersama di Hutan Wisata Gunung Pancar, sekitar tujuh kilometer dari Sentul City, Bogor, Jawa Barat.
Se-Indonesia, men. Se-Indonesia.

Mejeng bisa, keleus.
Setelah membaca rundown dan mendengar acara itu dihadiri mahasiswa-mahasiswa lain dari berbagai kampus antarkota antarprovinsi, gue pun menjadi sangat antusias untuk mengikutinya.
Sangat-sangat antusias.

(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)
***

Photo

21/12/2013

di 13:00


Label:

Architectour: Solo YOLO! (2)
Diposkan oleh rizkidwika


HAI.
Ini adalah postingan ketujuhbelas yang gue buat di tahun ini. Baiklah.
Sebelum gue melanjutkan bagaimana ke-freestyle-an tujuh mahasiswa asal Depok yang berkesempatan untuk jalan-jalan di Kota Solo, izinkanlah gue untuk melakukan prosesi curhat barang satu-tiga kalimat terlebih dahulu. Ehm...

PRESENTASI INTERNAL STUDIO PA INTERIOR KELAR, WOY!!! ASADADADAQUWDUBWWADHUADDUBDWUDBWXBWXBUCCWAUKYAAAAAAKYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!

Benar sekali. Mata kuliah bernama Perancangan yang cukup membelenggu lahir batin dengan bobot sembilan SKS di semester ini sebentar lagi akan berakhir. Selasa kemarin, para interiorita semester lima telah mempresentasikan kepada reviewer mengenai ruang publik yang didesain masing-masing anak di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Karena pendekatan yang dipilih oleh tim dosen adalah metode fashion, maka, jangan heran kalo studio interior belakangan diramaikan dengan kain, baju, dan penampilan sok fashionable di mana-mana. Bahkan, di kelompok ...katakanlah kelompok Jalur Gaza, setiap anak diwajibkan memajang manekin yang didandani pakaian-pakaian tertentu layaknya Pojok Busana.
Oh iya, biar membacanya lebih asyik lagi, izinkanlah gue untuk memajang foto yang mahaganteng ini.




Oke, oke. Gue mohon jangan tinggalkan tulisan ini. 

Langsung saja, saudara-saudara. Pada tanggal langka yang mahacantik yangcantiknyakalahcantikdibandingkankecantikankamu ini, gue akan melanjutkan  lagi tulisan gue yang kemarin. This is it. SOLO YOLO jilid dua!
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

***

Photo

11/12/2013

di 20:28


Label:

Architectour: Solo YOLO! (1)
Diposkan oleh rizkidwika


Eh, hello there, fellas!
Ah, kayak punya temen aja, Dwik. Udah sekitar satu bulan blog ini tidak diisi dengan tulisan-tulisan ambigu. Malahan, belakangan situs terlarang ini justru dipenuhi gambar-gambar annoying yang dibuat sebagai media show-off oleh gue, pemuda trendi paling masa kini. Eh, sori kalo bahasa gue mendadak kayak gini.

Belakangan, siklus hidup gue nggak jauh-jauh dari fashion. Bukan, bukan. Bukannya gue berencana banting panutan dari Prof Gunawan menjadi Ivan Gunawan. Semester ini, gue lagi disibukkan sama Perancangan 3 atau yang biasa kita singkat dengan PE’A, yang berbasis fashion dan meminjamnya sebagai metode buat merancang public space di kawasan Kemang.

Di suatu weekend, gue, Ichan, Ryan, Nene, Mela, dan anak-anak PE’A lainnya asyik menyisir romantisme Kemang Raya di malam hari. Pas lagi sibuk ngerekam, gue dan Mela pun membahas soal Jalan Jalan Men yang menurut kami kurang realistis, mulai dari kemainstreaman objek wisata sampe akomodasi seringkali nggak bersahabat sama kantong.

Mengulang kesuksesan “Lasbegs Diary” yang memenangkan juara tapi cuma hiburan pada kontes NekadBlog dari Telkomsel dan bahkan sampe sekarang belom dikasih hadiahnya, gue pun berpikiran untuk membuat rubrik khusus jalan-jalan sendiri. Maka, di postingan kali ini, gue akan mengganjar dosa-dosa kelamaan nggak nulis dengan sebuah kisah heroik gue dan kawan-kawan saat meninggalkan studio demi sebuah kota bernama... Surakarta.





Oh iya, silakan bacanya sambil mendengarkan Setapak Sriwedari sekarang juga.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

***

Photo

20/11/2013

di 20:08


Label:

Mohon Doa Restu
Diposkan oleh rizkidwika


HALO!
Yang gue rasakan selama ini, 2013 berjalan dengan sangat fluktuatif. Kadang lambaaaaaaat banget, kadang berlalu bagai angin kentut aja. Nggak kerasa, sekarang udah masuk bulan Oktober. Artinya, resolusi-resolusi 2014 segera bermunculan sebentar lagi.

Abis gue beres-beres kamar barusan, di balik tumpukan kardus gue menemukan secarik kertas bertuliskan 2013 Membahana.

Hih. Situ fikir situ Syahrini?


Ceritanya, di malam pergantian tahun lalu gue membuat daftar tiga belas target yang harus gue lakukan pada tahun ini. Isinya macem-macem, mulai dari soal akademik, beasiswa, niat magang, bahkan hal-hal rahasia yang sifatnya pengakuan. Di antara poin-poin yang kurang penting itu, terselip satu tulisan yaitu... menyelesaikan naskah.
(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

06/10/2013

di 16:53


Label:

Menggeranat
Diposkan oleh rizkidwika


“Bang, bakso grenade-nya satu.
Ga usah pake seledri, ga usah pake bihun,
mi-nya kuning aja”
Suatu hari di kedai bakso ojolali.




Harrow, minna-san.
*kibas rok dengan saksama layaknya Rena-Chan*

Ketahuilah, liburan ini adalah liburan paling produktif sepanjang masa.

Pertama, akhirnya gue bisa menghasilkan sesuatu dalam liburan.
Yoi, dalam program magang perdana di redaksi majalah, gue telah mendapatkan banyak sekali ilmu, pengalaman, serta yang paling krusial: limpahan uang jajan. Nggak cuma itu doang, saudara. Di bulan Agustus ini, wajah gue berhasil masuk ke dalam dua media cetak sekaligus: Majalah Smartdesign dan Tabloid Rumah. 


Yang berjilbab mbak Qisthi Jihan, bukan Rizki Dwika.


Brb menyembelih seekor kerbau untuk syukuran.

Kedua, gue mengubah gaya rambut pontek—poni teknik.
Gara-gara keseringan nonton Talkshow Sarah Sechan di NET, setelah lebaran gue berupaya untuk mengubah arah arus poni menjadi seperti VJ MTV paling bangkotan ini. Berhubung Aa-aa’ potong rambutnya nggak kenal Sarah Sechan, dengan rambut dan tampang yang rupawan, gue justru terlihat seperti Tarra Budiman.

Well, pada kesempatan terakhir di bulan produktif ini, gue bakal menggenapi blog tanpa pengunjung ini dengan sebuah tulisan ketujuh, bertemakan...
Menggeranat.

(Klik pada Judul Buat Kepo Lebih Lanjut!)

Photo

31/08/2013

di 12:43


Label:





CAST
Rizki Dwika, doang, sendirian. Mahasiswa arsitektur interior yang kadang bermuka dua, namun belum berkepala dua. Dirinya adalah pemuda kebanggaan bersama milik kita bersama yang ditakdirkan satu untuk semua.


Keterangan: Postingan mahapanjang ini dibuat untuk mengikuti kontes
#NekadBlog dari #NekadTraveler Telkomsel Flash!
main-main ke sindang yey, seus!
:3



Sabtu, 19 April 2013
Siapa bilang untuk menikmati indahnya lautan dibutuhkan waktu lebih dari sehari?
Pagi-pagi buta, secara tiba-tiba gue udah meninggalkan kosan tercinta. Bukan, gue bukan bermaksud untuk lari pagi keliling UI, meski ujungnya harus lari-lari juga ngejar KRL ekonomi.

Spesial di hari ini, gue akan menjalani sebuah program melarikan diri. Di akhir pekan, gue telah menyusun rencana pelarian dari berbagai tekanan: beban ngampus, suntuk dengan Depok, dan problematika lainnya. Apalagi kalau bukan samsara cinta.
(#NowPlaying: Juwita Bahar—Buka Dikit Joss  Afgan—Jodoh Pasti Bertemu)



Benar. Setelah mencapai usia yang kesembilan belas di tanggal 17, gue merencanakan untuk mengadakan sebuah birthday trip, sendirian. Ada orang yang bilang, kalo kita bepergian sendiri, kita bakal jadi lebih wise pas menikmati setiap destinasi. Nah, dalam momentum bertambahnya usia ini gue berwacana untuk meminimalisasi pesta pora hura-huraan, karena banyak sekali yang mau gue renungkan.

Jauh-jauh hari, berbekal teknologi mahaupdet bernama internet, gue mengumpulkan segala informasi dari para blogger gimana caranya bisa keluar dari Jabodetabek tanpa menghabiskan banyak biaya. Dengan sisa receh mahasiswa tengah bulan, akhirnya gue memutuskan untuk mencari lautan.
Ini adalah sebuah.... one-day-lonely-birthday-trip ke Pulau Untung Jawa.

***

Photo

26/08/2013

di 12:58


Label:

Lasbeg’s Diary: Tragedi Selat Sunda
Diposkan oleh rizkidwika





CAST
Rizki Dwika (abuabu). You know who he is, lah. Hibridisasi silang Syahrini dan Mulan Jameela.
Itulah mengapa dirinya ditakdirkan sang Mahacinta sebagai Makhluk Tuhan Paling Membahana.
Afrian Wicaksono (ijo). Mahasiswa IT bertubuh paling tinggi.
Kabarnya, pernah punya crush dengan Fatah saat masih kuliah bersama di Surabaya.
Fatah-Fitri (merah-yang diedit dimasukin potonya). Pasangan kekasih yang...
Ah bosen, ah, Udah pernah dikenalin. 



Keterangan: Postingan mahapanjang ini dibuat untuk mengikuti kontes
#NekadBlog dari #NekadTraveler Telkomsel Flash!
main-main ke sindang yey, seus!
:3



Masbro dan mbakbro yang baik hatinya.
Pertama-tama, izinkanlah saya beserta sang kekasih, tante Olla Ramlan untuk mengucapkan selamat atas keberhasilan mendaratnya pasangan #NakedTraveler kita: Bang Gofar dan Teh Nila di tujuan akhir yakni Pulau Komodo. Kya! Lope-lope di udara! Tumpengan! Bikin Syukuran! 

Yoi. Perlu digarisbawahi, kebahagiaan gue ini bukanlah momen ikut-ikutan belaka. Gue bersuka cita karena mereka berdua adalah idola gue, yang secara tiba-tiba ditakdirkan semesta untuk menjelajah bersama. Sebagai jama’ah #HuFTBan9ed dan Nilatanzilers, percayalah kalo gue bukan fans karbitan.

Gue mengenal Teh Nila udah cukup lama, lebih tepatnya semenjak gue SMA dan masih gendut-gendutnya. Awalnya, gue mengetahui traveler ini saat do’i menjadi nominee dalam sebuah ajang pencarian kerja prestisius berskala internasional.

Waktu gencar-gencarnya berpromosi di komunitas dunia maya, gue berkesempatan kenal dengan doi lewat blog pribadinya. Setelah melalui proses sok-kenal-sok-deket yang cukup alot di tiap postingan travelingnya, akhirnya gue bisa kenal secara virtual dengan Teh Nila. Bahkan, akun twitter gue turut di-follow sama perempuan penjelajah ini.

Photo

20/08/2013

di 17:16


Label:

#AvatarMasterchef
Diposkan oleh rizkidwika


Dikutip dari rizkidwika.tumblr.com//
Main ke sana kalau mau lihat lebih banyak #AvatarMasterchef-nya!

Photo

10/08/2013

di 22:16


Label:

Random Thoughts
Diposkan oleh rizkidwika

  
HALO! Rizki Dwika bersama Zaskia Sungkar mengucapkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Mohon Kasih Sayang Kamu Juga Boleh.
Yoi, men. Najis.

Sebelumnya, gue mau memberi selamat atas berhasil dibenahinya tampilan situs bokep terfavorit ini. Layaknya Partai Nasdem, di tampilan blog baru ini gue mengusung banyak perubahan, di antaranya header hijau mentereng bergambar Peter Parker dengan mulut setajam pisau cutter. Bukan cuma itu, tampilan yang tadinya gelap-gelap penuh duka cita seketika berubah menjadi cerah-ceria berkat kakak gue yang ngajarin bahasa kode CSS, yang lebih susah diterjemahkan bila dibandingkan dengan kodenya kamu.

STRANGER’ POV: Hih, apaan sih, Dwik.

Photo

di 12:36


Label:

Minggu Satu: Magang, Megang, Senang!
Diposkan oleh rizkidwika


Hello there!
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena………………….. SEMESTER-EMPAT-DENGAN-TAGLINE-KERJA-RODI-LANJUT-ROMUSHA-MERANCANG-DWELLING-RUMAH-TINGGAL-JUGA-MEMBUAT-VIDEO-MASTERCHEF-MASTERCHEFAN-SERTA-VIDEO-VIDEO-LAINNYA TELAH BERHASIL DILALUI, BAPAK!!! GILAK!!! SAKIT!!! PARAH!!!
*panggil-majlis-talim* *ngadain-wayang * *diarak-sisingaan* 

Memasuki ajang liburan tiga bulan di tahun kedua, gue mencoba mencari kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi kekosongan, mengingat liburan tahun lalu gue cuma kayak babi lengkap dengan siklusnya (baca: makan-main-jalan jalan).
Singkat cerita, pascaselesainya semester yang katanya paling neraka bagi Arsitektur Interior, gue mengajukan internship atau magang ke majalah langganan gue, yaitu Smartdesign, yang masih satu grup sama majalah arsitektur kawakan Griya Asri.
***


Photo

09/06/2013

di 20:05


Label:

Suatu Hari di Laut Jawa
Diposkan oleh rizkidwika





Halo Dwika yang lainnya.
Kamu tahu,
Sembilan belas adalah semiotika.
Penambahan besaran angka secara konotatif,
Pengurangan durasi hidup dalam denotatifnya.

Halo Dwika yang lainnya.
Kamu tahu,
setiap semiotika menyaratkan penanda.
Baik sinyalemen, firasat, maupun isyarat.
Implikasinya, semiotika membidani output bernama petanda.
Psan-pesan ini dikirimkan lewat medium
simbol, lambang, dan sebagainya.
Itulah semiotika.

Ingat satu hal, Dwika.
Katanya, semiotika itu ada celahnya.
Bisa saja semua kode yang kamu dapat cuma salah interpretasi?
Bisa saja semua polah menjanjikan tersebut hanya oknum yang iseng berulah?
Siapa yang tahu, kan?

Halo Dwika yang lainnya.
Kamu dan aku sama-sama tahu.
Sudah cukup lama kamu bermain dalam ranah tersebut.
Menerima dan memancarkan informasi,
Konsisten dalam ketidakpastian,
Untuk suatu hal bernama semiotika
yang masih kabur juntrungannya.

Halo Dwika yang lainnya.
Lihat, sudah kejadian, bukan?
Masih bersikeras?
Selamat Sembilan belas.



Dari Dwika yang satunya,
Dwika yang memilih menggunakan logika.

Photo

17/04/2013

di 21:35


Label:

Semester Tiga: Istimewa (1)
Diposkan oleh rizkidwika

*nengok kanan kiri*
*bersih-bersih sarang laba-laba*
*ngusir gelandangan*
Well, Assalamualaikum blog yang nggak punya pengunjung…
KYAAAAAAAAAAAAAA GUE NULIS LAGIIIIIIIIIIIIIIIIIII AAAAAAAAAAA :””””””D


Ya, ini adalah tulisan pertama gue di tahun 2013 sekaligus tulisan gue satu-satunya yang ke-publish di blog saat semester tiga. Secara…. lima bulan terakhir ini gue lagi disandera.


Bukan, bukan Sandera yang ini. Kalo yang ini gue demen.
Apalagi Olla Ramlannya.



Bagi gue pribadi, semester tiga adalah kala mahasiswa Ars tingkat dua seperti gue dan teman-teman lainnya benar-benar diperkenalkan dengan arsitektur yang sebenarnya.
Singkat cerita, kami terjebak dalam satu semester dengan nuansa kamp militer. Sedikit banyak, pasti bermunculan pertanyaan di antara teman-teman sekalian. Sebenernya, apa sih yang dilakukan mahasiswa arsitektur hingga segitu ansosnya?

Di semester ini, ada empat mata kuliah wajib serta satu mata kuliah pilihan yang harus gue ambil, yaitu Daskom, Tekbang, Sejars, Metoper, dan…………… tentu saja, Perancangan Arsitektur Interior 1 tercinta tersayang tertujuh-sks tersegala-galanya.
Berbeda dengan semester sebelumnya yang mata kuliahnya berakhiran ars-ars semua, mata kuliah semester tiga ini lebih menguras tenaga. Mau tau? Berikut cuplikannya.




Mata kuliah pertama yang akan dibahas adalah Daskom alias Dasar Komputer. Pada mata kuliah ini, mahasiswa diajarin cara bikin rumah dengan aplikasi digital kayak Google Sketchup serta Adobe Photoshop. Nantinya, gambar-gambar yang udah jadi harus kita render, ditambahin pepohonan sama orang-orangan. Kalo bisa disimpulin sih, tugasnya bikin selebaran rumah kayak di emol-emol….TAPI NGGAK SEGAMPANG ITU, YA.

Buat tugas UAS kemaren, mahasiswa disuruh ngerender denah, tampak, potongan, perspektif, dan portfolio dengan jumlah minimal dua puluhan gambar. Gue ngerjainnya sampe mabok, hingga kepikiran membuat prahara rumah tangga seperti gambar ini.


Siapa perempuan sundal itu, mas?!



***
 Mata kuliah selanjutnya adalah Tekbang, singkatan dari Ketek Abang-abang Teknologi Bangunan. Mata kuliah ini adalah mata kuliah baru yang diwajibkan mulai tahun ini, dengan alasan bahwa belakangan banyak mahasiswa ars yang mengabaikan aspek struktur dan keterbangunan. Di mata kuliah ini, kita dikenalin jenis-jenis struktur serta bagaimana bangunan bisa berdiri.




Dinamakan: keranda futuristik



Nggak cuma itu, kita juga dikenalin dengan teori fisika bangunan, kayak pencahayaan dan penghawaan pada suatu bangunan. Kalo soal tugas sendiri sih, lumayan istimewa. Analsisis struktur tenda warung nasi uduk. Yes, gue sore-sore harus izin ke tukang nasi uduk untuk numpang ngerekam doi lagi diriin tenda dengan alasan tugas kuliah.

UAS kemaren, mahasiswa dalam kelompok disuruh membangun shelter dari material kayu berukuran 1:1 yang bisa mengurangi sinar matahari dan angin yang masuk. Gue setengah yakin kalo lulus dari jurusan ini bisa langsung dipekerjakan sebagai kuli bangunan.

Ah iya. Yang unik dari matkul ini adalah…… (konon) dosennya mirip gue :|

Pak Joko, bro.


 ***


Selanjutnya adalah Sejarah Arsitektur. Agak membingungkan juga ya, di Fakultas Teknik ada mata kuliah sejarah. Dosennya sendiri adalah Pak Budi Sukada, mantan ketua IAI sekaligus arsitek Balairung UI. Satu kata aja sih. Buset.

Di matkul ini, beliau menjelaskan tentang sejarah arsitektur modern di dunia. Yang paling seru adalah tugasnya, di mana tiap minggu mahasiswa disuruh mencari contoh bangunan di Indonesia yang memiliki ciri-ciri seperti materi yang dikasih waktu minggu itu.

Misalnya, minggu ini lagi diajarin tentang Arsitektur Arts and Crafts, Art Deco, Art Nouveau. Nah, tugasnya adalah kita harus dateng atau browsing tentang bangunan di Jakarta yang punya gaya kayak gitu, lalu bikin laporannya di ppt. Kemudian, Gue, Ochan, dan Gege memutuskan untuk mengunjungi Bioskop Metropole di bilangan Menteng. Tugas ini berakhir makan, jalan-jalan, sambil nonton Perahu Kertas 2. Ralat, yang menikmati nontonnya gue doang. Ochan dan Gege nontonnya nggak betah, uring-uringan minta pulang.

UAS-nya lebih random. Kita disuruh menganalisis indikasi bangunan dekonstruksi di Indonesia berdasarkan materi slide yang dikasih sama Pak Budi. Kemudian beliau memberikan foto ini.
Sesuatuk, yah?


klik untuk memperbesar





***

Mata kuliah keempat adalah Metoper, kepanjangannya Metode dan Teori Perancangan –meskipun gue lebih suka menyebutnya metode laper. Lewat mata kuliah ini, gue semakin yakin kalau seharusnya Dept. Arsitektur dipisah dari Fakultas Teknik. Gimana nggak. Menurut gue, mata kuliah ini lebih ke sosial banget. Setiap minggu kami dikasih modul berbahasa Inggris lumayan tebel-tebel yang sifatnya teori dan sejarah semua. Tugasnya pun outstanding. Ngebahas permasalahan biotoilet, bikin strategi gimana cara bisa ngirim kue ke Ibu Negara dalam waktu dua jam saja, serta ngebahas filosofi sebuah botol. Teknik manelagi coba yang kuliahnya selama dua minggu ngomongin botol itu apa?
Hastagah.
Untung gue punya teman anak filsafat se-absurd @yudinadine.





***

Dan yang terakhir adalah matkul Perancangan Arsitektur Interior 1 yang……………………………………………………………………..
*hilangsinyal*
*menjerit*
*traumaberkepanjangan*

BERSAMBUNG.


Photo

29/01/2013

di 08:34


Label:

Hai!
Diposkan oleh rizkidwika


Pagi ini, di Gerbang Kutek, aku melihatmu. Lagi.

Sudah tiga bulan belakangan, mengawali awal pekan dengan berpapasan dengan kamu menjadi ritual tersendiri, selain pertemuan rutin yang tak sengaja kita setiap Rabu siang, Kamis malam, dan Jum’at pagi.

Aku hapal benar pertemuan perdana kita. Haltek, lebih tepatnya bis kuning, beberapa bulan yang lalu.Waktu itu, aku terpaksa malam-malam ke Margonda hanya untuk mencetak laporan desainku. Beruntungnya aku bisa duduk waktu bikun sedang penuh-penuhnya. Beruntungnya lagi, kamu berdiri tepat di hadapanku.

Aku mulai menyadari keberadaanmu saat tak sengaja menengadahkan pandangan ke atas, ke arahmu. Matamu besar, mengeluarkan tatapan dingin yang penuh curiga. Garis wajahmu tegas, tampil angkuh dengan earphone yang sebelahnya menggantung di satu sisi bahumu yang kokoh.

Awalnya aku tak acuh dengan keberadaanmu. Tanpa alasan, setelah pelan-pelan kuperhatikan, aku menyukaimu. Saat itu. Sesederhana itu.

Aku menikmati perjalanan dengan penuh curi pandang. Beberapa kali berhasil, beberapa kali aku kecolongan. Mata kita sempat beradu, tepat sebelum kamu turun di Halte FKM.

Aku sedikit kecewa. Kita tak sempat berkenalan, apalagi tegur sapa. Kamu tidak tahu siapa namaku. Aku juga tidak tahu siapa namamu. Bahkan sampai saat ini.

Yang kutahu, kamu juga anak Teknik. Metalurgi. Dari kausmu. Cuma itu. 





Siang ini, di Kantek, aku melihatmu. Lagi.

Seperti biasa, aku sedang sibuk memilah kardus bekas yang layak guna sebagai bahan maket eksplorasi untuk presentasi esok hari, hal yang tidak biasa dilakukan oleh mahasiswi, tapi pengecualian bagi anak arsitektur sepertiku.

Saat Kantek sedang penuh-penuhnya itu, kamu pun melintas, sendiri, mengenakan flanel biru yang lengannya digulung hingga siku. Kedatanganmu membuatku kikuk, membuat fokusku kabur hingga belasan kardus terlepas dari ikatan tanganku yang mengendur.

Kamu pun berlalu.






Lagi-lagi, di SelasArs, aku melihatmu. Lagi.

Sejak pertemuan –atau lebih tepatnya dipertemukan tiga bulan yang lalu, kita jadi sering berpapasan. Dan entah mengapa, pertemuan kita minggu ini terjadi lebih intens dibanding minggu-minggu biasanya.

Meski sempat tertarik, awalnya aku tidak terlalu peduli. Tapi, lama-lama malah aku yang mencari-cari. Tanpa alasan yang jelas, aku sering keluar Studio. Entah ke Kantek, Haltek, menelusuri semua selasar, maupun lobby. Aku cuma ingin memberi tahu keberadaanku, identitasku, syukur-syukur bisa berkenalan langsung denganmu.





Sore ini, di Gedung S, tebak apa yang terjadi.

Saat gedung sedang lengang, aku sendirian di depan lift sambil mengatur tumpukan kertas gambar yang ingin kubawa ke atas. Kelar menyusunnya, aku menekan angka enam dan lift pun menutup. Perlahan.

Tak lama, terlihat dari dalam bayangan seseorang yang berlari, tampak buru-buru menekan tombol naik. Pintu lift terbuka lagi.

Nampaknya, sore ini aku sedang sial. Kali ini, aku tidak hanya melihatmu. Aku, kamu, kita bersisian. Kita bersebelahan. Seseorang yang tadi itu ternyata kamu.

Kamu masuk lalu menekan angka lima. Suasana sepi. Kita masih sibuk dengan diri sendiri. Saat itu, dalam hati aku merutuk, ingin mengutuk. Aku belum siap dengan pertemuan yang sedekat ini.

Lift perlahan naik. Segera, angka pada layar berganti dengan pasti.

Satu.....

Dua.........

Tiga...

“Hai!” Kita berdua berteriak, berbarengan memecah keheningan.

Hari ini adalah perkenalan perdana kita sekaligus kelanjutan komitmen setelah tiga bulan diam-diam dalam proses penjajakan.

Ya, kita jadian.




 ***

Photo

27/10/2012

di 12:59


Label:

@rizkidwika

fatwa halal

fatwa halal

Universitas Indonesia


jama'ah